Transaksi Perdagangan RI-Cina Tak Akan Lagi Pakai Dolar, Ini Keuntungannya

Jumat, 23 Juli 2021 11:46 WIB

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Transaksi perdagangan Indonesia dan Cina sebentar lagi tak akan menggunakan dolar Amerika Serikat, melainkan memakai rupiah dan yuan. Bank Indonesia mengumumkan seluruh persyaratan local currency settlement (LCS) atau transaksi bilateral antara-dua negara untuk menggunakan mata uang lokal telah dipenuhi.

“Mekanisme operasionalnya, penunjukkan bank-banknya sudah selesai sampai mekanisme teknis. Kami sudah melakukan sosialis LCS dengan kementerian dan lembaga dengan dunia usaha,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Kamis, 22 Junli 2021.

Adapun dengan transaksi menggunakan mata uang lokal ini, Indonesia dapat diuntungkan lantaran bisa mendorong ekspornya lebih maksimal. Indonesia dapat memanfaatkan peluang pengiriman beberapa komoditas ke Negeri Tirai Bambu sehingga kontribusi kinerja ekpsor dalam negeri terhadap PDB akan meningkat.

Aturan mata uang ini pun tak hanya berlaku untuk transaksi perdagangan antara Indonesia dan Cina. Penggunaannya bisa diperluas ke berbagai sektor seperti pendalaman pasar uang serta investasi.

"Jadi bagaimana dari mekanisme ini bisa mendukung transaksi valuta asing, mendorong investasi, tidak hanya investasi PMA, tapi juga portofolio yang disatukan dengan program pendalaman pasar uang sesuai blueprint pasar uang 2025, Electronic Trading Platform, dan Insya Allah memperluas penggunaan repo berlandaskan SBN maupun sekuritas," ujar Perry.

Advertising
Advertising

BI dan Bank Sentral Cina telah menyepakati penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung pada September 2020. Hal tersebut tertuang dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Gubernur PBC Yi Gang dan Perry Warjiyo.

Bank Indonesia telah menyampaikan akan menggunakan skema pembayaran LCS dengan Cina mulai kuartal III 2021. Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia Donny Hutabarat sebelumnya menyebut regulasi kerja sama antar-kedua negara terus disiapkan.

“Untuk Cina, kita sedang menyiapkan regulatory-nya. Mungkin nanti bulan Juli atau kuartal III/2021 ini akan launching dan segera diterapkan,” kata Donny.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

Baca: Freeport Beberkan Alasan Batal Gandeng Perusahaan Cina untuk Bangun Smelter

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

7 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

13 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

14 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

15 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya