TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama blak-blakan menjelaskan alasan perusahaan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan juga memutuskan batal menggandeng investor asal Cina, Tsingshan Steel, yang sebelumnya disebut-sebut kesepakatannya bakal terealisasi dalam waktu dekat.
Riza menjelaskan, dengan pembatalan kerja sama dengan perusahaan Cina itu, rencana pembangunan smelter di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara, dipastikan tak dilanjutkan. “Ada term dengan Tsingshan yang tidak ketemu deal-nya. Lebih baik bangun sendiri di Gresik,” kata Riza kepada Bisnis, Kamis, 15 Juli 2021.
Tak hanya itu, menurut Riza, pasokan listrik dan penanganan limbah juga menjadi pertimbangan Freeport dalam memutuskan untuk membangun smelter di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik.
“Lebih baik bangun di JIIPE, karena kami sudah punya lokasi. Smelter pertama kami kan di Gresik juga. Fasilitasnya lebih baik, dari listriknya dan untuk penanganan waste-nya juga lebih baik,” tuturnya.
Adapun pembangunan smelter Freeport sebelumnya yang ditargetkan harus rampung pada 2023, sempat terhambat akibat pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, Freeport pun mengajukan penundaan pembangunan selama 12 bulan kepada Kementerian ESDM pada April 2020.
Saat usulan penundaan itu disampaikan, sempat muncul opsi alternatif bahwa pembangunan smelter akan dilakukan di Weda Bay melalui kerja sama dengan Tsingshan. Nantinya sebagian besar biaya investasi pembangunan smelter rencananya akan ditanggung oleh Tsingshan.
Sedangkan pembiayaan pembangunan smelter di Gresik sepenuhnya akan dilakukan oleh Freeport melalui pinjaman. Nilai investasi pembangunan smelter di Gresik diperkirakan mencapai US$ 3 miliar.
Tapi kemarin Freeport malah mengukuhkan kontrak kerja sama dengan PT Chiyoda International Indonesia. Kedua perusahaan menandatangani kontrak kerja sama untuk kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) proyek Smelter Manyar.