Kasus Baru Covid-19 RI Terbanyak di Dunia, Kurs Rupiah Jeblok ke 14.480 per USD

Rabu, 14 Juli 2021 16:49 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan kasus baru Covid-19 di Indonesia yang terus mencetak rekor baru dan kini menduduki peringkat pertama di dunia berimbas pada nilai tukar rupiah. Kurs rupiah pada hari ini ditutup jeblok 0,11 persen atau 16,5 poin menjadi Rp 14.480 per dolar AS.

Adapun indeks dolar AS juga terpantau turun 0,05 persen ke level 92,7070 pada pukul 15.09 WIB. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah pada hari ini di antaranya merespons rilis penambahan kasus Covid-19 yang meningkat dari hari ke hari.

Indonesia bahkan hari ini berada di ranking pertama dalam hal penambahan kasus Covid-19 global di atas Brasil dan India. “Indonesia memang belum bisa lepas dari tahap kritis akibat ledakan kasus Covid-19 yang telah terjadi beruntun dalam 3 pekan terakhir. Tercatat pada hari Selasa (13 Juli 2021), kasus baru positif Covid-19 terus meroket dan menciptakan rekor baru,” kata Ibrahim seperti dikutip dari rilis, Rabu, 14 Juli 2021.

Lonjakan kasus Covid-19 ini, menurut Ibrahim, menyebabkan pemerintah akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat hingga enam pekan.

Ia lalu membandingkan dengan negara tetangga yaitu Malaysia yang jumlah penduduknya relatif lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Malaysia tercatat sudah melakukan lockdown selama 2 bulan akibat penyebaran pandemi Covid-19 varian baru.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Ibrahim memperkirakan Indonesia bisa saja melakukan PPKM Mikro Darurat selama minimal 3 bulan dari Juli-September 2021. Namun begitu, pemerintah harus meminta bantuan dari luar negeri karena pasokan vaksin yang kurang di Tanah Air.

<!--more-->

Hal ini, menurut dia, yang bakal memicu sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam negeri karena dengan kasus Covid-19 yang berlarut-larut. Selain itu pergerakan masyarakat yang direm dengan PPKM Mikro Darurat memicu stagnasi konsumsi masyarakat.

Apalagi, tak adanya investasi membuat ekonomi mati suri dan membuat roda perekonomian berpotensi macet. Walhasil, pertumbuhan ekonomi berpotensi turun.

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi rupiah berasal dari indeks harga konsumen inti (CPI) AS naik lebih tinggi dari perkiraan 0,9 persen bulan ke bulan di bulan Juni. Sementara harga konsumen naik paling tinggi dalam 13 tahun.

Fokus investor kini beralih pada kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terkait kapan bank sentral akan memulai pengurangan aset dan menaikkan suku bunga. Akibat kasus Covid-19 tercatat beberapa negara memperketat tindakan pembatasan seperti Australia dan Korea Selatan.

Atas sejumlah faktor tersebut di atas, Ibrahim memprediksi kurs rupiah pada esok hari akan ditutup kembali melemah. “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.410 - Rp 14.530,” ucapnya.

BISNIS

Baca: Faisal Basri Sangsi Kimia Farma Tak Cari Keuntungan dari Vaksinasi Berbayar

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

13 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya