Terkini Bisnis: Target 7 Persen Pertumbuhan Ekonomi, Saham Bank Harda
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 25 Juni 2021 12:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat pagi hingga siang, 25 Juni 2021 dimulai dengan pendapat Direktur CELIOS Bhima Yudhistira bahwa cita-cita pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen di kuartal kedua akan sulit tercapai.
Kemudian informasi tentang 14 ruas tol baru sepanjang 373 kilometer yang ditargetkan selesai pada tahun ini.
Selain itu berita tentang harga saham Bank Harda dengan kode BBHI melesat 25 persen ke level Rp 3.250 atau naik 650 poin dari harga penutupan sebelumnya. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Cita-cita Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bakal Sulit Tercapai
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memperkirakan cita-cita pemerintah mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen di kuartal II sulit tercapai. Bhima memperkirakan momentum Lebaran dan Idul Fitri tidak akan mampu menyokong pelemahan perekonomian akibat meledaknya kasus Covid-19.
“Memang kemarin ada Lebaran dan pembayaran THR secara penuh. Tapi optimisme konsumen sebenarnya semu. Pasca-naiknya kasus Covid-19, konsumen mulai bersiap untuk mengantisipasi dengan berhemat belanja dan menunda melakukan aktivitas konsumsi di luar rumah,” ujar Bhima saat dihubungi pada Kamis, 24 Juni 2021.
Bhima menjelaskan kenaikan kasus positif virus corona, terutama di Indonesia, akan mempengaruhi kegiatan perekonomian. Masyarakat akan kembali melihat risiko peningkatan okupansi rumah sakit dan bertambahnya angka kematian.
Memori masyarakat, tutur Bhima, akan terlempar pada Maret 2020 lalu saat efek masuknya kasus Covid-19 pertama kali di Indonesia berujung pada pengetatan pembatasan sosial. Kondisi ini berimbas pada pelemahan ekonomi yang terus-menerus diperkirakan terjadi sampai kuartal III 2021. Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini berkisar 0,5-1 persen.
Kendati penuh tekanan, Bhima mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tergantung pada efektivitas pemberlakuan kebijakan pembatasan masyarakat skala mikro dilakukan. “Kalau kasus masih naik dan pembatasan tidak efektif menurunkan kasus harian, kuartal III berisiko mengalami pelemahan konsumsi dan komponen investasi,” katanya.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. 14 Ruas Tol Baru Sepanjang 373 Km Ditargetkan Rampung Tahun Ini
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja menjelaskan soal target pemerintah merampungkan 14 proyek jalan tol nasional dalam tahun ini. Jika dijumlah, keempat belas proyek jalan tol itu akan memiliki total panjang 373 kilometer.
Endra menjelaskan, seluruh proyek tersebut secara umum dapat dibagi mejadi 3 kelompok. Ketiga kelompok itu adalah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Jalan Tol Jabodetabek, dan Jalan Tol Non Trans.
Adapun data Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT menyebutkan penyelesaian konstruksi berjalan di JTTS yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini akan menambah panjang jalan tol nasional sepanjang 172,9 kilometer.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3.Saham Bank Harda Milik Chairul Tanjung Ini Meroket 25 Persen, Langsung Kena ARA
Harga saham perusahaan milik Chairul Tanjung PT Bank Harda Internasional Tbk. pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 24 Juni 2021, menyentuh batas auto reject atas atau ARA. Harga saham dengan kode BBHI ini melesat 25 persen ke level Rp 3.250 atau naik 650 poin dari harga penutupan sebelumnya.
Saham BBHI terpantau bergerak di rentang Rp 2.610 - Rp3.250 pada sepanjang perdagangan hari ini. Adapun volume saham yang diperdagangkan sebanyak 40,18 juta saham dengan nilai transaksi Rp 13,01 miliar. Dengan kenaikan itu, kapitalisasi pasar Bank Harda atau Allo Bank Indonesia tercatat menjadi Rp 13,6 triliun.
Sebelumnya, saham Bank Harda juga menyentuh ARA pada perdagangan Senin lalu, 21 Juni 2021. Ketika itu, harga saham tersebut ditutup di level Rp 2.350. Tapi di hari berikutnya, saham Bank Harda terkoreksi 1,28 persen ke level Rp 2.320. Baru pada perdagangan hari Rabu kemarin, 23 Juni 2021, harga saham Bank Harda naik 12,07 persen ke level Rp 2.600.
Seperti diketahui, Bank Harda dikendalikan oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul Tanjung. Mega Corpora menggenggam 90 persen saham PT Bank Harda Internasional Tbk. setelah menyelesaikan penawaran tender wajib pada akhir Mei 2021.
Mega Corpora dalam rencananya mengembangkan Bank Harda ingin mengubah model bisnis perseroan dari bank konvensional menjadi bank digital. "Di mana BBHI akan menyediakan produk dan layanan perbankan digital inovatif yang memberikan solusi dan seamless customer experience bagi nasabah serta memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan," seperti dikutip dari pengumuman di BEI.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: PPKM Mikro Ketat, Target Jokowi Ekonomi Tumbuh 7 Persen Akan Sulit Tercapai