Bandingkan Pergerakan Saham DCII dengan Tesla, Eks Bos BEI Sebut Keajaiban

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 17 Juni 2021 07:11 WIB

PT DCI Indonesia Tbk. idpro.id

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Hasan Zein membandingkan pergerakan saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dengan saham Tesla Inc. alias TSLA di bursa AS. Saham DCII meroket selama 6 bulan sejak melantai di bursa.

Adapun saham Tesla (TSLA), perusahaan milik Elon Musk itu, telah menguat 160 kali lipat dalam kurun 10 tahun sejak initial public offering (IPO).

“Investor Amerika Serikat menganggap saham TSLA sebagai 'keajaiban'. Nah saham DCII adalah keajaiban di puncak keajaiban. Naik hampir 150 x dalam kurun waktu enam bulan sejak IPO! Saya belum pernah membaca peristiwa seperti ini selama 45 tahun menjadi pelayan di pasar modal,” katanya dalam pesan tertulis, Rabu, 16 Juni 2021.

Per penutupan pasar Rabu, harga saham DCII parkir di level Rp 59 ribu setelah menguat 17,41 persen dari posisi sebelumnya. Adapun pada perdagangan hari ini saham DCII sempat terkena auto reject atas (ARA) 20 persen di harga Rp 60.030.

Selama sepekan terakhir, harga saham DCII terpantau telah melambung 66,57 persen. Sebulan belakangan emiten penyedia layanan data center ini meroket 416,49 persen.

Sejak pertama kali melakukan initial public offering pada 6 Januari 2021 lalu, pergerakan saham emiten Toto Sugiri ini tak terbendung. Setelah melantai dengan harga penawaran Rp 420 per saham, harga saham DCII terus meroket hingga level Rp 60.000-an.
<!--more-->
Artinya, belum sampai 6 bulan sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia, saham DCII telah menguat lebih dari 14.000 persen. Dari sisi market cap, kapitalisasi pasar DCII juga terus membengkak hingga Rp143,74 triliun.

Hasan menuturkan, kenaikan harga saham emiten milik Toto Sugiri tersebut sejalan dengan kehadiran peluang besar dari transofrmasi ekonomi Indonesia ke arah ekonomi digital sehingga pelaku usaha tengah mengembangkan ekosistem digitalnya.

Walhasil, para pelaku usaha butuh dukungan pusat data yang mampu menyediakan fasilitas penyimpan informasi dan aplikasi bisnis yang andal, efisien, aman, dan mampu dengan cepat menyesuaikan pelayanan dengan perkembangan bisnis model mereka.

“Tapi berapa besarkah potensi bisnis pusat data beberapa tahun ke depan? Salah satu tulisan yang pernah saya baca memperkirakan nilai bisnis data center hingga 2025 masih berkisar US$4 miliar per tahun,” katanya.

Dia pun menggarisbawahi dua hal utama terkait kenaikan yang dialami DCII dan tren ekonomi digital di Indonesia. Pertama, ketika suatu teknologi baru berkembang, akan ada banyak entry ke dalam industri yang mana sedikit perusahaan akan berkembang sedangkan sebagian besar akan tersingkir dari pasar.

Kedua, dia membandingkan Hyperscale Data Center (HDC) milik DCII dan data center serupa milik PT Telkom Indonesia (Persero), yang mana keduanya melakukan topping off atau penyelesaian pembangunan pada waktu hampir bersamaan.

“Keduanya memiliki sertifikasi tier 3 dan 4. HDC milik DCII memiliki kapasitas 3.000 rack. 15 MW. HDC milik TLKM memiliki kapasitas 10.000 rack dan 75 MW,” kata Hasan.

BISNIS

Baca juga: Gembok Dibuka, Saham DCII Langsung ARA Usai Melonjak 20 Persen ke Level 60.300

Berita terkait

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

2 hari lalu

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

4 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

5 hari lalu

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

Awal bulan ini, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan meluncurkan robotaksi pada tanggal 8 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya