Sri Mulyani: Perusahaan Digital Mudah Hindari Pajak dengan Pindah Yurisdiksi

Selasa, 15 Juni 2021 14:25 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan fenomena maraknya perusahaan-perusahaan digital menghindari pajak yang terjadi di sejumlah negara. Perusahaan digital ini umumnya menghindari pembayaran pajak dengan berpindah yurisdiksi ke negara yang tarif pajaknya lebih murah.

“Perusahan-perusahaan (digital) ini mudah sekali meng-avoid pajak dengan pindah ke yurisdiksi yang tax rate-nya rendah, terutama Amerika dan Eropa ke Irandia Utara. Karena dia (Irlandia Utara) hampir 0 persen untuk corporate income tax-nya,” ujar Sri Mulyani dalam webinar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa, 15 Juni 2021.

Praktik tersebut telah menyebabkan berbagai negara menghadapi erosi basis pajak. Persoalan ini pun telah dibahas dan ditindaklanjuti dalam pertemuan G7.

Sri Mulyani menjelaskan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen menyepakati adanya kebijakan minimum global taxation yang kemungkinan nilainya sebesar 15 persen. Kebijakan ini berpeluang menjadi konsensus internasional, termasuk Indonesia.

"Ini jadi satu yang kami akan lihat secara sangat teliti karena Indonesia akan jadi presidensi tahun depan,” kata Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Dalam pertemuan G20 sebelumnya, negara-negara anggota telah membahas dua pilar konsensus pajak yang meliputi unified approach serta global anti-base erosion (GloBE). Pembahasan itu juga menyinggung posisi perusahaan digital di suatu negara yang penerimaannya besar, namun tidak memiliki kantor fisik.

<!--more-->

“Jadi tidak bisa di BUT (bentuk badan usaha tetap)-kan. Kalau tidak ada kehadiran fisik tidak bisa dipajakin. Ini seperti Google, Amazon, dan lain-lainnya sehingga kita enggak dapat apa-apa. Mereka bayarnya langsung ke Singapura atau negara lainnya,” kata Sri Mulyani.

Padahal menurut Sri Mulyani, tidak berarti perusahaan yang tidak ada kehadiran fisiknya di suatu negara tidak boleh dipungut pajak. Ia mengatakan pihaknya masih terus membahas formula konseksi perpajakan ini dengan Direktorat Jenderal Pajak.

BACA: Sri Mulyani Sebut Pengaturan Jumlah Uang Kripto yang Beredar Masih Dibahas KSSK

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

5 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

5 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

7 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

7 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

9 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

10 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

10 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

10 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya