Investor Tunggu Pertemuan The Fed, Dolar AS Datar

Reporter

Antara

Selasa, 15 Juni 2021 07:13 WIB

Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa pagi WIB.

Hal itu terjadi karena para pedagang menunggu pertemuan Federal Reserve atau The Fed yang sangat dinantikan pekan ini, yang mungkin mengindikasikan perubahan dalam prospek kebijakan moneter AS.

Pasar mata uang bergerak dalam kisaran ketat dengan volatilitas menunjukkan aliran ke posisi terendah multi-tahun setelah angka inflasi yang kuat minggu lalu dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dovish gagal mengeluarkan mata uang dari level perdagangan baru-baru ini.

"Ini semua tentang FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini, dan kami akan mengawasi untuk melihat dengan tepat seberapa banyak pembicaraan yang sebenarnya telah terjadi dan apakah itu berdampak pada prospek jangka menengah," kata Kepala Valas Global Jefferies, Brad Bechtel, dalam sebuah catatan.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, hampir datar hari ini di 90,512. Minggu lalu, indeks menguat 0,4 persen, perubahan mingguan terbesar dalam lima minggu.

Pergerakan valas yang diredam dalam beberapa minggu terakhir menghancurkan Indeks VolatilitasValas Deutsche Bank turun menjadi 5,6 pada Jumat, 11 Juni 2021, terendah dalam hampir 16 bulan.

Terhadap yen, dolar menguat 0,38 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu di 110,09 yen."Peningkatan moderat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS telah mendukung pasangan yang sensitif terhadap suku bunga," kata Direktur Pelaksana, Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ronald Simpson.

Penguatan dolar AS terhadap mata uang Jepang mungkin menjadi tanda pasar valas sedang mencari hasil yang kurang dovish dari pertemuan Fed, kata Simpson.

The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat. Hampir 60 persen ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengatakan pengumuman tapering (pengurangan pembelian obligasi) yang sangat dinanti akan datang pada kuartal berikutnya, meskipun pemulihan merata di pasar kerja.

Data terbaru yang menunjukkan lonjakan inflasi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tekanan harga setelah pembukaan kembali ekonomi pasca-Covid-19 dapat memaksa pembuat kebijakan untuk mengurangi stimulus depresiasi mata uang lebih awal.

Sterling sebagian besar tidak tergerak oleh berita Senin, 14 Juni 2021, bahwa Inggris akan menunda berakhirnya langkah-langkah menjaga jarak sosial karena pemerintah berusaha menahan peningkatan pesat dalam infeksi Covid-19.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin diperdagangkan di atas 40.000 dolar AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua minggu, sebelum memangkas keuntungan menjadi diperdagangkan pada 39.649,03 dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat, Pekan Depan Diprediksi Fluktuatif

Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

20 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

1 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

1 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

4 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya