77 Persen Likuiditas Sudah Kembali, Bos Bukopin: Berlanjut hingga 2023

Reporter

Bisnis.com

Senin, 7 Juni 2021 14:14 WIB

Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan A Purwantono.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank KB Bukopin Tbk. memastikan sekitar 77 persen likuiditas perseroan kini sudah pulih kembali. President Director Rivan A. Purwantono mengatakan pemulihan dana masyarakat yang sempat keluar cukup signifikan tahun lalu bukan hal mudah. Akan tetapi pihaknya terus mengupayakan perbaikan.

"Dalam konteks recovery, sekitar 77 persen likuiditas saat ini sudah dilakukan recovery dengan baik. Memang tidak mudah. Tapi yang paling penting KB Kookmin sudah menjadi bank operasional dan placement yang baik bagi perseroan," katanya, Senin, 7 Juni 2021.

Rivan menyampaikan proses pemulihan dana masyarakat masih akan berlanjut hingga 2023. Setelah itu, perseroan akan mulai dapat tumbuh lebih positif dan lebih fokus dengan fungsi intermediasi.

"Kami bahkan menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga kami bisa tumbuh lebih dari 22 persen per tahun hingga 2022 nanti," katanya.

Managing Director Global Business Cho Nam Hoon menyampaikan pihaknya sudah sepakat untuk membuka komunikasi dengan pihak Bosowa Corporindo dan fokus pada normalisasi Bank KB Bukopin.

"Ini pada akhirnya menghasilkan hasil yang baik, termasuk sudah percaya dan memberikan untuk melakukan normalisasi dan transformasi di Bukopin," katanya.
<!--more-->
Cho menyampaikan perseroan akan terus melakukan penambahan modal untuk terus mengatasi permasalahan NPL, likuiditas, dan profit.

"Memang sedikit sulit, tapi dengan KB Kookmin akan selalu senantiasa mendukung KB Bukopin dengan berbagai aksi korporasi. Ini juga untuk mengatasi permasalahan likuiditas," katanya.

Berdasarkan catatan Bisnis akhir tahun lalu, emiten berkode BBKP ini telah memperoleh suntikan dana dari KB Kookmin senilai Rp 15,52 triliun atau US$ 1,07 miliar mengacu pada kurs Rp14.500 guna memperkuat likuiditas perusahaan. Suntikan dana dari Kookmin itu untuk memperkuat rencana bisnis perseroan.
Menurutnya, dana tersebut kebanyakan dialokasikan untuk kebutuhan likuiditas perseroan. Berdasarkan catatan Bisnis, pada awal November 2020, dana yang digelontorkan Kookmin Bank mencapai US$ 780 juta. Artinya, ada penambahan dana segar sekitar US$ 290 juta di neraca Bukopin dalam sebulan terakhir.

Likuiditas sempat menjadi masalah di tubuh perusahaan akibat aksi penarikan dana nasabah. Namun, masalah itu mereda seiring dengan komitmen dari Kookmin untuk membantu likuiditas BBKP.

Advertising
Advertising

Setelah melakukan aksi korporasi beberapa kali, yakni rights issue dan penyertaan langsung, Kookmin pun secara mutlak menjadi pengendali Bank KB Bukopin per September 2020.

BISNIS

Baca juga: Sepakat Damai, Bosowa dan Kookmin Cabut Tuntutan dan Dukung Normalisasi Bukopin

Berita terkait

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

1 hari lalu

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

KPK menyetorkan uang pengganti kasus suap satelit Bakamla dengan terpidana korporasi PT Merial Esa.

Baca Selengkapnya

Daikin Korporasi Teratas Peduli Pekerja Rentan

37 hari lalu

Daikin Korporasi Teratas Peduli Pekerja Rentan

Aksi kepedulian Daikin merefleksikan kolaborasi sinergis antara dunia usaha dengan pemerintah dalam penanganan berbagai isu sosial.

Baca Selengkapnya

Gara-Gara Tak Benar Lapor SPT Pajak, PT BAPI Jadi Tersangka Korporasi

58 hari lalu

Gara-Gara Tak Benar Lapor SPT Pajak, PT BAPI Jadi Tersangka Korporasi

Kanwil Pajak Banten menyebut PT BAPI diduga sengaja menyampaikan SPT PPh 4 Ayat (2) tidak benar sejak Agustus 2018-Desember 2019

Baca Selengkapnya

Korupsi BTS Kominfo, Kejaksaan Agung Buka Peluang Penyidikan Korporasi yang Diduga Terlibat

18 Februari 2024

Korupsi BTS Kominfo, Kejaksaan Agung Buka Peluang Penyidikan Korporasi yang Diduga Terlibat

Kejaksaan Agung menyatakan proses penanganan perkara korupsi BTS 4G Bakti Kominfo masih terus berjalan.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin: Bursa Tidak Lagi Eksklusif Milik Korporasi Besar

2 Januari 2024

Wapres Ma'ruf Amin: Bursa Tidak Lagi Eksklusif Milik Korporasi Besar

Bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tapi juga rumah pendanaan bagi usaha kecil dan menengah.

Baca Selengkapnya

BRI Optimistis Arungi Tahun 2024 Berkat Kekuatan Fundamental

29 Desember 2023

BRI Optimistis Arungi Tahun 2024 Berkat Kekuatan Fundamental

BRI memiliki optimisme yang besar untuk mengarungi iklim bisnis pada 2024.

Baca Selengkapnya

BCA Catat Pertumbuhan Positif di Seluruh Segmen Kredit

30 November 2023

BCA Catat Pertumbuhan Positif di Seluruh Segmen Kredit

Direktur BCA Vera Eve Lim mengatakan total kredit BCA naik sebesar 12,3 persen secara tahunan menjadi Rp 766,1 triliun.

Baca Selengkapnya

BI Catat Pertumbuhan Uang Beredar Tembus Rp 8.440 Triliun, Tumbuh 6 Persen

24 Oktober 2023

BI Catat Pertumbuhan Uang Beredar Tembus Rp 8.440 Triliun, Tumbuh 6 Persen

Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2023 meningkat.

Baca Selengkapnya

BI: Pembiayaan Korporasi dan Penyaluran Kredit Baru Meningkat per September 2023

17 Oktober 2023

BI: Pembiayaan Korporasi dan Penyaluran Kredit Baru Meningkat per September 2023

BI menyebutkan pembiayaan korporasi pada September 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Penegakan Hukum Berlapis Pelaku Karhutla, KLHK: Pidana hingga Pencabutan Izin

8 Oktober 2023

Penegakan Hukum Berlapis Pelaku Karhutla, KLHK: Pidana hingga Pencabutan Izin

KLHK menerapkan penegakan hukum berlapis untuk menjerat para pelaku yang terbukti menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

Baca Selengkapnya