Jokowi Minta Target Investasi Dinaikkan jadi Rp 1.200 Triliun Tahun Depan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 1 Juni 2021 07:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebutkan telah menerima mandat dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun 2022 melampaui dari target yang sebelumnya ditetapkan.
"Untuk target 2022, (target) investasi kita itu sebenarnya Rp 985 triliun atau maksimal Rp 1.127 triliun. Tapi permintaan Bapak Presiden kepada kami itu menjadi Rp 1.200 triliun," kata Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin, 31 Mei 2021.
Target tersebut, kata Bahlil, naik sekitar 30 persen dari target tahun ini yang juga diminta Presiden Jokowi mencapai Rp 900 triliun. Padahal, berdasarkan rencana strategis Kementerian Investasi/BKPM 2020-2024 target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp 858,5 triliun.
Karena kenaikan target tersebut, pemerintah butuh dukungan dari legislatif. "Kami mohon dukungan dari pimpinan dan anggota Komisi VI karena ini membutuhkan gizi yang kuat dan pelumas yang paten punya. Kalau tidak, ini berdampak sistemik dalam pengelolaan dalam menyelesaikan investasi," ujar Bahlil.
Per kuartal pertama tahun ini, realisasi investasi sudah mencapai Rp 219,7 triliun. Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Bahlil menilai aliran investasi asing langsung (FDI) sudah membaik.
"FDI kita sudah membaik meski masih Covid-19, sudah naik jadi 51-52 persen dibandingkan 2020. Posisi kita sudah agak sedikit memberi secercah harapan," ucapnya.
<!--more-->
Selain itu, kata Bahlil, penyebaran investasi telah semakin merata ditunjukkan dengan semakin banyaknya investasi di luar Jawa, baik investasi asing maupun dalam negeri. di masa mendatang, Kementerian Investasi atau BKPM akan melakukan pengembangan sektor-sektor investasi berdasarkan kawasan.
"Contoh di kawasan Sulawesi, Maluku, itu kita akan dorong industri nikel untuk baterai dengan perikanan. Kawasan Papua akan kita dorong untuk pembangunan pupuk di Papua Barat dan pembangunan smelter juga perkebunan pala," kata Bahlil Lahadalia.
Selanjutnya Kalimantan akan difokuskan untuk pengembangan hilirisasi bauksit, gasifikasi batu bara, dan IKM. Sementara itu, Sumatera difokuskan untuk pengembangan hilirisasi sawit, kertas dan pulp, serta industri karet dan ban.
"Di Jawa, kita akan melakukan kolaborasi selain yang sudah ada, kita akan bangun untuk baterai mobil di Batang (Jawa Tengah), prekursor, katode," kata Bahlil.
Adapun, investasi di kawasan Bali dan Nusa Tenggara akan difokuskan untuk pengembangan sektor pariwisata dan kawasan kesehatan untuk lansia. "Kalau kita sudah tua, gairah hidup sudah kurang, kita bisa di sana saja, menatap masa depan cerah," ujarnya.
BISNIS
Baca: Sri Mulyani Sebut Program Pemindahan Ibu Kota Masuk ke Kebijakan Fiskal 2022