Luhut: Korea Selatan Mengatakan Indonesia Berubah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 29 Mei 2021 01:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan perjalanan dinas ke Korea Selatan pada 24-25 Mei 2021.
Bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan serta sejumlah petinggi perusahaan, Luhut mengatakan negari gingseng tersebut memiliki pandangan yang berbeda terhadap Indonesia dari sisi pemerataan ekonomi.
“Kita tanpa sadari telah melakukan perubahan yang signifikan. Ini (paparan) saya tayangkan kemarin di Korea, mereka mengatakan Indonesia telah berubah. Dulu ekonomi kita di Jawa dengan Sumatera 70 persen,” ujar Luhut melalui video konferensi dalam acara halal bihalal Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Hotel Four Season, Jakarta, Jumat malam, 28 Mei 2021.
Kondisi itu berbeda dengan masa kini, sebab Indonesia telah membangun industri yang terintegrasi di luar Jawa dan Sumatera. Di Sulawesi, Kalimantan, hingga Kepulauan Riau, misalnya, pemerintah mengembangkan kawasan ekonomi baru untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang ada.
Adapun potensi yang terus digenjot ialah industri berbasis energi baru terbarukan atau EBT, seperti solar panel hingga geothermal. Di saat yang sama, pengelolaan sumber energi yang berbasis fosil mulai ditekan.
“Energi yang berbasis batubara dan minyak bumi, energi fosil mulai dikurangi. Kita masuk ke EBT,” kata Luhut. Pengembangan industri EBT diyakini membuka peluang kerja baru dan peningkatan ekonomi.
<!--more-->
Luhut pun menyebut, Indonesia yang tercatat memiliki cadangan nikel terbesar dan menjadi pemasok utama dunia berpotensi mengembangkan industri turunannya pada masa mendatang.
Di Morowali dan wilayah Indonesia timur lainnya, pemerintah sudah mulai mendorong tumbuhnya industri hilirisasi nikel untuk menciptakan baterai kendaraan listrik.
“Program hilrisasi banyak dilakukan di indonesia Timur. Indoensia timur akan berubah,” ujar Luhut. Dengan begitu pada masa depan, Indonesia bisa masuk dalam ekosistem rantai pasok dunia.
Luhut meminta pengusaha-pengusaha daerah turut mengambil peluang dari potensi yang ada. Namun, ia mewanti-wanti dalam menjalankan bisnis, pengusaha harus profesional.
Sesuai ketentuan perundang-undangan, Luhut mengatakan pengusaha besar yang akan menanamkan modal harus melibatkan UMKM untuk memperkuat pemerataan ekonomi. “Tidak bisa pakai power lagi. Ini semua terbuka dan transparan. Kami siap bantu seandainya ada kesulitan,” kata Luhut.
BACA: September, Luhut Sebut LG-Hyundai Berencana Ground Breaking Pabrik Baterai di RI
FRANCISCA CHRISTY ROSANA