Terus Naik, Jumlah Investor di Pasar Modal Kini Tembus 5 Juta SID

Senin, 17 Mei 2021 08:59 WIB

Karyawan tengah melintas di depan layar pergerakan Indek Saham Gabungan di lantai Bursa, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. Indeks harga saham gabungan terpantau kembali ke zona merah dengan pelemahan 0,17 persen atau 5,4 poin ke level 5.033,74 di akhir perdagangan sesi I. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga akhir April 2021 tercatat jumlah investor di pasar modal Indonesia menembus 5 juta investor. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah single investor identification (SID) pasar modal mencapai 5.088.093 investor.

Angka itu tumbuh 31,11 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 3.880.753 SID. Data tersebut juga menunjukkan sepanjang 4 bulan pertama di tahun ini ada 1.207.340 investor baru yang masuk ke pasar modal Indonesia.

Selama beberapa tahun terakhir, jumlah investor di Tanah Air tercatat terus tumbuh signifikan. Per akhir 2020 lalu, jumlah investor pasar modal tumbuh 56,21 persen menjadi 3,88 juta investor dari posisi akhir 2019 yang sebanyak 2,48 juta investor.

Jumlah investor per akhir tahun 2019 itu juga melonjak 53,41 persen dari posisi akhir 2018 yang sebanyak 1,61 juta investor. Sementara itu, jika berdasarkan rincian, dari angka pertumbuhan per akhir April 2021, investor C-BEST atau investor saham tercatat sebanyak 2,29 juta investor, tumbuh 35,61 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 1,69 juta investor.

Uinvestor S-INVEST atau investor reksa dana, data per akhir April 2021 tercatat sebanyak 4,4 juta investor. Jumlah investor instrumen investasi kolektif ini tumbuh paling tinggi yakni 38,85 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 3,17 juta investor. Jumlah investor surat berharga negara juga mengalami pertumbuhan, meski tak setinggi kelompok investor lainnya.

Advertising
Advertising

Per akhir April 2021, ada 520,652 investor SBN atau naik 13,09 persen dari posisi akhir 2020 yang sebanyak 460.372 investor. Sebagai informasi, total jumlah investor di pasar modal Indonesia memang lebih kecil dibandingkan angka kumulatif jika investor C-BEST, investor S-INVEST, dan investor surat berharga digabungkan.

Adapun setiap investor yang ada di pasar modal hanya akan mendapat 1 SID meski dia berinvestasi di berbagai aset pasar modal. Sehingga angka total jumlah investor pasar modal sudah termasuk irisan investor yang masuk di beberapa aset berbeda.

Pengamat pasar modal Edwin Sebayang menilai kenaikan jumlah investor di pasar modal sebagai bentuk berkah di balik pandemi. “Dulu kita mau 1 juta (jumlah investor) aja lama banget, ini ada Covid (bisa tumbuh semakin pesat). Jadi blessing in disguise,” ujarnya.

<!--more-->

Meski begitu, menurut dia, jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia secara keseluruhan, jumlah investor pasar modal Indonesia saat ini masih terlalu kecil. Dalam hitungannya, berarti 5 juta investor dibandingkan total penduduk Indonesia per akhir 2020 yang sekitar 270,20 juta jiwa.

Edwin menilai akan lebih ideal jika jumlah investor Indonesia setidaknya bisa mencapai sekitar 10 juta investor atau bisa mencakup hampir 5 persen dari total penduduk di Tanah Air. “Kalau kita lihat negara-negara tetangga juga sudah lebih dari 10 persen. Target 10 juta atau menuju 5 persen itu tidak muluk-muluk, itu target yang konservatif. Bisa lah kita tumbuh segitu,” ujar Edwin yang juga merupakan Direktur PT MNC Asset Management.

Lebih jauh, ia menyebutkan semakin besar jumlah investor akan memperkuat ketahanan pasar modal sekaligus menambah daya tariknya karena semakin banyak investor artinya ketersediaan dana pun semakin besar. Alhasil, dari dalam negeri hal tersebut akan menarik minat para perusahaan yang mencari pendanaan dari pasar modal, baik melalui skema penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) maupun rights issue.

Dan dengan semakin banyak perusahaan yang masuk ke pasar modal akan mendongkrak kapitalisasi pasar dan sebagai efek domino selanjutnya akan menambah daya tarik bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia. Ia juga menyoroti kehadiran investor ritel, khususnya karakteristik investor yang cenderung memiliki pandangan investasi jangka pendek (short term view) sehingga membuat pasar bergerak lebih dinamis dan memiliki volatilitas tinggi.

Volatilitas tak harus selalu dipandang sebagai hal buruk, menurut dia, karena dinamika pasar sebenarnya dibutuhkan oleh para emiten, terutama mereka yang baru melantai di bursa. “Banyak emiten yang butuh investor ritel. Kalau hanya ada investor institusi, itu nggak jalan saham mereka. Volatilitas itu bagus, bisa meningkatkan frekuensi trading, meningkatkan market cap. Jika market tidak bergerak itu membosankan menurut saya,” tutur Edwin.

Namun ia juga mengingatkan pentingnya edukasi bagi para investor baru ini. Apalagi kini pasar modal didominasi oleh investor berusia muda, termasuk dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Edukasi mengenai pasar modal, menurut Edwin, perlu berjalan secara paralel dengan bertambahnya jumlah investor domestik. Para stakeholder mulai dari BEI, OJK, hingga anggota bursa pun perlu bekerja sama untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.

BISNIS

Baca: Perusahaan yang Terafiliasi dengan Sritex Ini Kembali Digugat PKPU

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

2 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

21 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya