Bursa Kripto Binance Diduga Cuci Uang dan Gelapkan Pajak

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 14 Mei 2021 15:24 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, dikabarkan sedang diselidiki Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan Internal Revenue Service lantaran diduga melakukan aktivitas terlarang, yaitu tindak pencucian uang dan penggelapan pajak.

Sebagai bagian dari penyelidikan, pejabat yang menyelidiki pencucian uang dan pelanggaran pajak telah mencari informasi dari individu yang memiliki pengetahuan tentang bisnis Binance.

Hal itu diungkap orang yang mengetahui masalah tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena penyelidikan tersebut bersifat rahasia seperti dilansir dari laporan Bloomberg.

Binance dipimpin Changpeng Zhao, seorang eksekutif teknologi yang senang mempromosikan token di Twitter dan dalam wawancara media menyebut Binance telah melompati saingannya sejak ia mendirikannya bersama pada 2017.

Binance, seperti industri lain yang beroperasi, sebagian besar tumbuh di luar lingkup pengawasan pemerintah. Binance didirikan di Kepulauan Cayman (Cayman Island) dan memiliki kantor di Singapura. Namun, Binance mengatakan tidak memiliki kantor pusat perusahaan tunggal.

Chainalysis Inc., sebuah perusahaan forensik blockchain yang kliennya termasuk agen federal Amerika Serikat, menyimpulkan tahun lalu bahwa di antara transaksi yang diperiksa, lebih banyak dana yang terkait dengan aktivitas kriminal mengalir melalui Binance daripada pertukaran crypto lainnya.
<!--more-->
Menanggapi masalah itu, Binance angkat bicara. "Kami menjalankan kewajiban hukum kami dengan sangat serius dan terlibat dengan regulator dan penegak hukum secara kolaboratif," kata juru bicara Binance Jessica Jung dalam pernyataan yang dikirim melalui email seperti dilansir Bloomberg, Jumat, 14 Mei 2021.

Dia mengatakan Binance mengambil kewajiban hukum dengan sangat serius dan terlibat dengan regulator dan penegak hukum secara kolaboratif. “Kami telah bekerja keras untuk membangun program kepatuhan yang kuat yang menggabungkan prinsip dan alat anti pencucian uang yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk mendeteksi dan menangani aktivitas yang mencurigakan," ujar Jessica Jung.

Juru bicara Departemen Kehakiman dan IRS menolak berkomentar terkait masalah tersebut. Sebelumnya pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa cryptocurrency digunakan untuk menyembunyikan transaksi ilegal, termasuk pencurian dan transaksi narkoba.

Serangan dunia maya bulan ini terhadap Colonial Pipeline Co. yang memicu kekurangan bahan bakar di AS bagian Timur adalah tanda terbaru dari apa yang dipertaruhkan. Colonial Pipeline bahkan membayar peretas Eropa Timur hampir US$ 5 juta tebusan dalam mata uang kripto yang tidak dapat dilacak dalam beberapa jam setelah pelanggaran, Bloomberg News melaporkan pada Kamis, 13 Mei 2021, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

BISNIS

Baca juga: Dogecoin Bakal Diperdagangkan di Bursa Kripto AS 2 Bulan Lagi

Advertising
Advertising

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

32 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

1 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

3 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

13 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

18 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

18 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

19 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

20 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

22 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya