Brazil Menang Gugatan di WTO, Ayam Negeri Samba Siap-siap Serbu Pasar Indonesia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 4 Mei 2021 14:45 WIB

Peternak berjalan di dalam kandang ayam broiler jenis pedaging di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, 26 Juni 2019. Peternak setempat terpaksa menjual murah ternaknya demi mencegah kerugian lebih besar karena biaya pemeliharaan terus membengkak. ANTARA/Destyan Sujarwoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ayam-ayam dari Negeri Samba bakal siap-siap menari di pasar dalam negeri setelah Indonesia kalah gugatan dari Brazil di World Trade Organization atau WTO. Keputusan itu membuat Indonesia harus memenuhi tuntutan Brazil dalam membuka peluang untuk impor daging ayam broiler dalam beberapa waktu kedepan.

Menurut Rudi Afnan, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, ayam impor dari Brazil ini akan mengancam peternak lokal. Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia tidak perlu melakukan impor daging ayam.

Dilansir dari kanal resmi IPB, ipb.ac.id, Rudi mengatakan, "Ini lebih terkait pada masalah kebijakan atau policy dalam perdagangan internasional dimana kita terpaksa menerima impor ayam dari Brasil. Sementara kita sendiri sudah swasembada untuk daging broiler bahkan sejak tahun 2008 hingga sekarang kita sudah berhasil ekspor."

Menurutnya, Indonesia sendiri sudah berada dalam 10 besar negara yang menghasilkan ayam broiler terbesar di dunia. untuk penghasilan setiap tahunnya, Indonesia memproduksi 107 juta ton ayam dan hampir dua persen ayam broiler di dunia dihasilkan di Indonesia.

"Brazil sendiri itu berada pada urutan ketiga dunia. Karena produksinya meroket maka dia akan mengekspor daging ke Indonesia dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 14 ribu/kilogram,” ujarnya. Selain itu peternak dan industri Indonesia akan sulit bersaing, dan juga menjadi ancaman bagi peternak Indonesia.

Advertising
Advertising

Menurut Rudi, salah satu cara yang harus dilakukan adalah efisiensi, walaupun hal ini akan sulit mengingat harga produksi lokal mencapai Rp. 30-40 ribu per kilogramnya. Sementara untuk daging ayam broiler mencapai Rp. 14 ribu per kilogram.

Komponen yang menjadi kendala bagi produksi ayam broiler ialah pakan yang mencapai porsi 60 persen. "Pakan itu sendiri 50 persennya adalah jagung dan harganya juga mahal. Untuk pakan jagung, bahan pakan lokal sendiri kadar airnya tinggi dan berisiko reject di pabrik pakan. Ini juga harus diperhatikan pemerintah. Jadi mayoritas jagung untuk pakan masih impor, selain itu juga ada biaya Day Old Chicken (DOC) dan obat-obatan," ungkapnya.

Salah satu efisiensi yang perlu dilakukan, menurut Rudi yaitu, mendesak pemerintah untuk memberikan subsidi kepada peternak. Hal ini mengingat daging ayam broiler dari Brazil lebih murah dikarenakan terdapat corn estate dan subsidi dari pemerintah.

Ia menjelaskan, jika pemerintah bisa menjamin stok jagung nasional dan DOC maka harga daging broiler akan menurun sehingga yang dibayarkan konsumen tidak terlalu tinggi. Sebab, dari segi cara berternak Indonesia tidak kalah saing dengan Brazil dan negara lainnya.

Lebih lanjut, cara yang perlu dilakukan melalui pemasaran. Untuk produk broiler ini terdapat tiga pasar yang akan menampung yaitu, pasar tradisional, supermarket, dan ekspor. Segmentasi pasar ini juga menjadi cara yang bisa ditempuh.

"Ayam Brasil ini datangnya dalam bentuk beku. Mestinya masuknya di supermarket, tidak boleh masuk ke pasar tradisional. Jadi ada segmentasi pasar dan masyarakat harus ikut membantu yaitu mau membayar lebih tinggi. Meski begitu, harganya harusnya tidak lebih dari dua kali lipat, saya rasa masyarakat masih mau," ungkapnya.

Oleh karena itu, Rudi menjelaskan bahwa efisiensi bisa dilakukan oleh semua peternak ayam, dengan catatan harga pokok pruduksi tidak bisa terlalu tinggi. Dengan demikian bahan pakan jagung dan DOC juga harus semurah mungkin.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Anggota DPR Ini Desak Pemerintah Atur Impor Bibit Ayam Sesuai UU Cipta Kerja

Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

15 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

20 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

23 jam lalu

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

Zulhas menegaskan seluruh pengusaha harus siap atas target sertifikasi halal di Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya