Bank Mandiri Restrukturisasi Kredit Rp 124,2 T hingga Akhir Maret
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 28 April 2021 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) telah merestrukturisasi kredit sebesar Rp 124,2 triliun hingga akhir Maret 2021.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan keringanan pembayaran kredit ini diberikan kepada 547.792 debitur.
"Bank Mandiri memberikan restrukturisasi untuk yang terdampak pandemi lebih dari 547 ribu dengan nilai kredit yang disetujui Rp 124,2 triliun," kata Ahmad Siddik dalam konferensi pers virtual, Selasa, 27 April 2021.
Dia mengatakan dari total porfolio yang ada, sudah ada penurunan restrukturisasi, karena debitur mulai mencicil kembali kreditnya. Dengan begitu posisi baki debet tinggal Rp 94,5 triliun.
Oustanding kredit restrukturisasi ini terdiri segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 33,5 triliun dan dari segmen non UMKM mencapai Rp 61 triliun.
Ahmad juga menuturkan hasil analisis yang dilakukan Bank Mandiri, mengelompokkan debitur dalam tiga kategori yakni kredit resiko rendah, menengah dan berat. Kredit resiko rendah, menurutnya, debitur yang bisa membayar kembali cicilan saat periode retrukturisasi habis.
<!--more-->
Kredit resiko menengah, yakni debitur yang membutuhkan perpanjangan waktu pembayaran kredit. Debitur kelompok tersebut, perlu mendapatkan tambahan restrukturisasi.
Sedangkan, kata Ahmad, kredit resiko tinggi, yaitu debitur yang diperkirakan tidak bisa membayar cicilan dan berpotensi masuk dalam non performing loan. Dia mengatakan jumlah kategori ini mencapai 11 persen atau sekitar Rp 10,3 triliun.
Berdasarkan sektornya, debitur yang masuk ke dalam tiga kelompok tersebut yakni sektor pariwisata, perjalanan, dan properti.
Siddik mengatakan dari total baki debet Rp 94,5 triliun, diperkirakan ada akan kredit yang menjadi NPL Bank Mandiri sebesar 0,9 persen. "Dari restrukturisasi Rp 94,5 ini ada 0,9 persen yang down grade ke NPL," Ahmad Siddik.
BACA: Aset Bank Mandiri Tembus Rp 1.584,1 T hingga Akhir Maret 2021
HENDARTYO HANGGI