Tegaskan Tak Tertarik dengan Bitcoin, Lo Kheng Hong: Saham Is The Best Choice
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 24 April 2021 07:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong memastikan bahwa dirinya tidak akan membeli uang kripto seperti Bitcoin. "Biarlah Bitcoin dibeli orang lain. Itu rejekinya kalo naik, buat orang lain saja," katanya seperti dikutip dari wawancaranya dengan Lukas Setia Atmaja di Instagram @Lukas_setiaatmaja , Jumat, 23 April 2021.
Lo Kheng Hong yang dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia ini mengaku bahwa produk investasi yang cocok dengannya adalah saham. "Saya orang saham, saya masih yakin saham is a best choice. Not Bitcoin."
Apa yang membuatnya benar-benar tak mau memiliki Bitcoin?
Lo Kheng Hong menilai meroketnya harga Bitcoin belakangan ini tak memiliki dasar transaksi atau underlying asset seperti perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, ia mengaku tak berani dan tak mau membelinya.
“Saya tidak mau membeli Bitcoin. Meskipun dia naik terus, itu rejeki. Bukan rejeki saya. tapi rejeki orang lain. Saya tidak mungkin akan membeli Bitcoin,” ujar Lo Kheng Hong.
Kripto atau cryptocurrency yang booming ini adalah aset digital atau yang lebih dikenal dengan mata uang digital. Mata uang tersebut berbeda dengan mata uang konvensional, karena biasanya cryptocurrency digunakan untuk transaksi secara virtual melalui jaringan internet.
Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan cryptocurrency mulai membumi di tengah masyarakat. Dalam sebuah survei yang dilakukan Populix, platform market research yang menjadi rujukan pelaku usaha dalam mencari tahu kebutuhan pasar menyebut bahwa 7 dari 10 orang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency.
<!--more-->
Yang teranyar, Populix melakukan survei terhadap 722 orang responden dengan 70 persen di antaranya berdomisili di Jabodetabek. Hasil survei itu menyebut mereka yang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency mayoritas berasal dari kalangan milenial umur 25-30 tahun dan merupakan masyarakat kelas menengah (middle class) dan atas (upper class).
Kepopuleran Bitcoin belakangan tak lepas dari CEO Tesla Inc. Elon Musk yang berpendapat bahwa menyimpan aset dalam bentuk Bitcoin sedikit lebih baik ketimbang memegang uang konvensional atau tunai. Pada pertengahan Februari lalu, konglomerat asal Amerika Serikat tersebut melalui Tesla membeli aset mata uang kripto senilai US$ 1,5 miliar.
Investasi Tesla diketahui dari laporan keterbukaan informasi perusahaan kepada otoritas pasar modal Amerika Serikat. Langkah ini menjadikan Tesla perusahaan terbesar yang mendukung aset mata uang kripto. Langkah ini yang kemudian makin melejitkan harga Bitcoin.
Namun pendiri Microsoft Bill Gates punya pesan khusus bagi banyak orang yang tergiur berinvestasi aset kripto tersebut. Ia menyatakan menilai mata uang digital tersebut tak harus dibeli oleh masyarakat umum.
"Elon memiliki banyak uang dan dia sangat canggih, jadi saya tidak khawatir Bitcoin-nya akan naik atau turun secara acak," ujar orang terkaya ketiga di dunia ini saat diwawancara oleh Bloomberg Television, Kamis, 25 Februari 2021.
Sebaliknya, investasi Bitcoin oleh masyarakat umum yang tak punya banyak uang untuk disisihkan, menurut dia, akan sangat riskan. "Pemikiran umum saya adalah jika Anda memiliki lebih sedikit uang daripada Elon. Anda mungkin harus berhati-hati,” kata Gates.
BISNIS
Baca: Kala Lo Kheng Hong Sebut Kinerja Astra International Lebih Baik Ketimbang Tesla