Diumumkan BI Siang Ini, Suku Bunga Acuan Diprediksi Tetap 3,5 Persen

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 20 April 2021 07:41 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 dan 20 April 2021 diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen guna menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.

Sejumlah ekonom bahkan memperkirakan suku bunga acuan terendah dalam sejarah ini akan bertahan hingga pengujung tahun. Konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg menunjukkan bank sentral akan menjaga tingkat suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen pada bulan ini. BI dijadwalkan untuk memaparkan hasil RDG April pada siang ini, pukul 14.00 WIB, 20 April 2021.

Kalangan ekonom menilai, tingkat suku bunga acuan yang relatif rendah masih bertahan hingga akhir tahun ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional yang tertekan oleh pandemi Covid-19 sejak tahun lalu.

Ekonom Morgan Stanley Deyi Tan mengatakan kecemasan pelaku pasar baru-baru ini mengenai prospek kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan volatilitas pasar modal di dalam negeri dan pelemahan nilai tukar rupiah. Atas dasar itulah dia menilai bahwa penurunan suku bunga acuan lebih lanjut tidak akan dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun ini, terutama dengan mempertimbangkan ekonomi yang perlahan mulai pulih.

“Kami melihat BI akan mempertahankan kebijakan suku bunga acuan pada level saat ini [3,5 persen] hingga akhir tahun,” kata dia dalam laporan yang dikutip Bisnis, Senin (19/4).

Di sisi lain, Deyi menambahkan, biasanya kenaikan suku bunga acuan di AS memaksa pembuat kebijakan di Asia menghadapi tantangan stabilitas makro di dalam negeri. Misalnya, defisit neraca berjalan yang membengkak sehingga membuat mata uang terkena tekanan pendanaan eksternal.
<!--more-->
Kondisi ini pada gilirannya dapat menyebabkan harga impor yang lebih tinggi dan inflasi yang juga lebih tinggi. Hal ini pun pernah terjadi di Indonesia pada 2013 silam. Namun, kondisi saat ini berbeda di mana inflasi lebih rendah, defisit transaksi berjalan berkurang, dan cadangan devisa tercatat jauh lebih baik.

Selain itu, perbedaan suku bunga riil antara Indonesia dan AS jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Kondisi ini menurutnya mampu memberikan perlindungan terhadap risiko volatilitas yang mengancam pasar keuangan domestik.

Dengan kata lain, kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve System atau The Fed tidak akan terlalu berpengaruh terhadap arah kebijakan ekonomi Indonesia.

“Secara keseluruhan, kami yakin skenario Indonesia tahun ini bahwa pertumbuhan PDB [produk domestik bruto] akan naik, inflasi juga naik akan tetapi terkendali,” ujarnya.

Namun, tantangan lain muncul dari pergerakan rupiah. Rupiah melemah ke kisaran Rp 14.635 terhadap dolar AS minggu lalu, level terendah sejak November tahun lalu. Adapun, mata uang Garuda ini telah melemah sebesar 3,4 persen tahun ini.

BI mengakui bahwa posisi rupiah ini masih undervalued. Bank sentral pun menegaskan pihaknya akan tetap menjaga rupiah dengan melakukan intervensi yang cukup di pasar valas dan SBN.
<!--more-->
"Bank Indonesia kemungkinan akan berhati-hati untuk tidak memperburuk tekanan depresiasi rupiah melalui penurunan suku bunga lebih lanjut," tulis ahli strategi TD Securities termasuk Mitul Kotecha dalam catatan penelitian yang dikutip dari Bloomberg.

Hari ini, Selasa, 20 April 2021, rupiah diperkirakan akan kembali lesu seiring dengan pasar yang menanti hasil pengumuman RDG BI soal suku bunga acua serta peningkatan tensi geopolitik Cina dan AS. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.547 per dolar AS Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,274 poin atau 0,3 persen ke level 91,282.

BISNIS

Baca juga: BI: Penurunan Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan Masih Terbatas

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

7 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

9 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

19 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

21 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

22 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

23 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya