Citi Umumkan Bakal Tutup Bisnis Bank Ritel di 13 Negara, Termasuk Indonesia
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 16 April 2021 04:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Citigroup Inc. mengumumkan bakal merombak bisnis bank ritel globalnya seiring dengan rilis hasil kinerja keuangan kuartal pertama tahun 2021. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Citi Jane Fraser melalui siaran pers.
Citi, kata Jane Fraser, akan memfokuskan kehadiran bisnis Global Consumer Bank di Asia dan Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) pada empat global wealth center. Keempat di global wealth center yang dimaksud adalah Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan London.
"Oleh karena itu, Citi berencana untuk keluar dari bisnis konsumer di 13 wilayah," ujar Jane Fraser dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Kamis, 15 April 2021.
Adapun ketiga belas negara yang dimaksud Citi adalah: Australia, Bahrain, Cina, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Menanggapi pernyataan hal itu, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menyatakan penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi Citi Indonesia untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien.
Pendekatan yang berbeda ini dilakukan bertepatan momen Citi yang memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional.
<!--more-->
Batara menjelaskan, Citi sudah ada di Indonesia sejak tahun 1968 dengan tim yang penuh dedikasi dan basis klien yang kuat. Hal ini pula yang turut berkontribusi pada keberhasilan Citi di Tanah Air.
"Saat ini kami melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan pada tahun lalu kami mengumpulkan dana lebih dari US$ 10 miliar untuk para klien kami di Indonesia," ujar Batara.
Ia memastikan, keputusan Citigroup Inc. tak akan berdampak langsung pada operasi Citi di Indonesia. Selain itu, kata Batara, tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan perusahaan setelah pengumuman ini.
"Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini,” ujar Batara.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, Citigroup membukukan laba bersih senilai US$ 7,9 miliar dengan pendapatan senilai US$ 19,3 miliar.
Jika dibandingkan dengan kinerja kuartal I tahun 2020, terjadi penurunan pendapatan sebesar 7 persen yoy dari posisi sebelumnya US$ 20,7 miliar. Adapun laba bersih Citi naik dari US$ 2,5 miliar yang didorong oleh biaya kredit yang lebih rendah.
BISNIS
Baca: Citibank Tak Bisa Tarik Dananya Kembali Setelah Salah Transfer Rp 7 Triliun