Isu Reshuffle Kabinet, Bagaimana Peluang Bahlil Lahadalia Bertahan?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 14 April 2021 19:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Isu perombakan menteri jilid II atau reshuffle mencuat setelah DPR menyetujui pembentukan Kementerian Investasi. Bagaimana peluang Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia bertahan di Kabinet Indonesia Maju?
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai Bahlil mampu menyelesaikan masalah investasi mangkrak sepanjang 2019-2020. “Sejauh ini Pak Bahlil diakui dalam hal eksekusi investasi yang mangkrak patut diacungi jempol,” ujar Bhima saat dihubungi pada Rabu, 14 April 2021.
Sepanjang 2019, BKPM mencatat realisasi investasi baik dari modal asing maupun dalam negeri mencapai Rp 809,6 triliun. Angka realisasi tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 792 triliun pada tahun itu.
Kemudian pada akhir 2020, BKPM mencatat peningkatan realisasi investasi di tengah pandemi Covid-19. Investasi per Desember 2020 naik 1,1 persen dari target menjadi Rp 826,3 triliun.
Bhima mengatakan pemerintah membutuhkan sosok profesional berpengalaman, ahli dalam mengeksekusi investasi, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan instansi lain untuk mengisi kursi Kementerian Investasi. Di samping itu, kementerian tersebut harus diisi oleh pemimpin yang memiliki integritas.
<!--more-->
“Harus objektif menilai ada terobosan atas komitmen investasi yang bertahun tahun terhambat, khususnya soal pembebasan lahan dan aturan daerah. Tapi soal keputusan akhir pastinya presiden yang punya jawabannya,” ujar Bhima.
Di sisi lain, Bhima melihat akan ada perombakan besar pada tim di kementerian bidang ekonomi. Pos pos utama tim ekonomi, menurut dia, harus diganti lantaran pertimbangan kinerja yang kurang memuaskan selama pandemi Covid-19. Bila tim yang saat ini dirombak, ia menduga akan ada penyegaran yang berdampak baik untuk sinyal investor.
Adapun pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, sebelumnya juga memprediksi Bahlil akan naik pangkat menjadi menteri. Ia disinyalir bakal mengisi pos baru Kementerian Investasi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan selama pandemi Covid-19, tidak banyak menteri yang kinerjanya menonjol. Bahkan, banyak menteri tidak muncul di permukaan.
Tanpa menyebutkan siapa yang bakal masuk daftar reshuffle, Piter mencontohkan sejumlah menteri yang kinerjanya tak menonjol di antaranya adalah Menteri Pertanian, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan UKM. "Menurut saya kinerja mereka tidak buruk, tetapi masalahnya kita membutuhkan menteri-menteri yang punya terobosan,” ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | DEWI NURITA
Baca: BKPM Gandeng BUMN Cina Bangun Smelter Tembaga di Fakfak Papua Barat