IKM Tekstil Keluhkan Penjualan Turun Akibat Pandemi dan Serbuan Impor

Sabtu, 3 April 2021 14:04 WIB

Pekerja memeriksa benang untuk pembuatan tenun di Pabrik Tekstil Perintis, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 17 November 2017. Dengan menggunakan 46 mesin teknologi lama dan hanya didukung 44 orang pekerja, pabrik tenun perintis ini sulit untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Para pelaku industri kecil dan menegah atau IKM tekstil mengaku mengalami penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19 dan kondisi pasar yang dibanjiri oleh produk impor. Produk impor ini tidak hanya terjadi di pasar swalayan, tetapi masuk juga ke marketplace.

Analis Kebijakan Industri dan Perdagangan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Farhan Aqil Syauqi mengatakan bahwa praktik ini sangat masif dilakukan, khususnya untuk produk pakaian jadi. Masuknya produk impor tersebut melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) e-commerce.

“Mereka masuk melalui PLB e-commerce. PLB ini tidak hanya tekstil saja, macam-macam produknya. Lebih ke produk konsumsi kebutuhan rumah tangga,” kata Aqil dinukil dari keterangan tertulis, Sabtu, 3 April 2021.

Baca Juga: Kemenperin Catat Satu Juta IKM Terdampak Pandemi Corona

Aqil mengatakan IKM seharusnya dapat memproduksi pakaian jadi dengan jumlah yang sangat banyak karena jumlah produsennya banyak. Pernyataan ini dikuatkan dengan data Indotextiles yang menyebutkan bahwa untuk produk garmen IKM produksinya sekitar 641 ribu ton di tahun 2020.

Advertising
Advertising

“Di Jawa Barat itu banyak sekali produksinya. Contohnya sentra rajut binong di Bandung. Mereka produksinya terus menerus dan pekerjanya juga banyak. Miris ketika produknya tidak dapat bersaing dengan impor. Harganya jauh sekali tetapi kualitas lebih baik dibandingkan produk impor,” lanjut Aqil.

Dia juga mendapatkan laporan bahwa IKM di Surakarta yang menggunakan limbah garmen sebagai bahan bakunya tidak dapat memenuhi permintaannya karena produksinya sudah minim.

“Di Surakarta, IKM ini tidak dapat bahan baku sesuai permintaannya. Padahal bahan bakunya limbah. Kalau limbahnya minim, artinya produksi IKM hilir nya kan minim,” tutur Aqil.

Jika pemerintah tidak dapat memproteksi pasar dalam negeri, kata Aqil, IKM ini akan mati perlahan-lahan. Padahal potensi IKM tekstil ini dapat menumbuhkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi.

“Kalau IKM nya dapat tumbuh, maka perekonomian juga akan bergerak positif. Penyerapan bahan baku juga akan baik ke industri hilir tekstil, jika IKM ini bisa naik kelas. Kalau impor pakaian jadi ini terus menerus diberlakukan, IKM bisa mati dan pengangguran dengan skala besar bisa terjadi karena IKM ini banyak,” ucap Aqil.

Direktur Eksekutif Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI), Riza Muhidin menilai safeguard pakaian jadi perlu diberlakukan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan.

“Yang perlu dilakukan pemerintah ini adalah pemberlakuan safeguard pakaian jadi sesuai dengan rekomendasi KPPI. Rekomendasi ini sudah benar, tinggal diberlakukan saja,” ujar Riza.

Riza mengatakan, safeguard ini dapat menumbuhkan optimisme di IKM tekstil. Ini juga akan membuat rantai produksi IKM dan UMKM dalam negeri akan semakin kuat.“Bahan baku IKM ini tersedia semua di dalam negeri. Tinggal support dari pemerintah saja untuk memproteksi pasar lokal,” ucapnya.

Berita terkait

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

6 jam lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

10 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

17 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

20 jam lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

21 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

22 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya