BI Optimistis Kinerja Ekonomi Kuartal I 2021 Lebih Baik dari Kuartal IV 2020
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 26 Maret 2021 09:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia, Riza Tyas Utami optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal I akan lebih baik dibandingkan kuartal IV 2020. Menurutnya, BI masih akan terus mengamati berbagai perkembangan terbaru dan enggan menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I.
“Kita memprediksikan kinerja ekonomi Indonesia di kuartal I akan lebih baik dibandingkan kuartal IV, kita masih akan sama sama mencermati sebab kita tidak menargetkan sesuatu,” kata Riza dalam dalam Pelatihan Wartawan Bank Indonesia secara virtual Kamis, 25 Maret 2021.
Dia melihat bahwa saat ini sudah ada beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan adanya perbaikan. Menurutnya, meski pertumbuhan ekonomi nasional masih akan berjalan lamban, namun perbaikan tersebut akan berlanjut sejalan dengan akselerasi program vaksinasi massal untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity yang dalam tren peningkatan.
Upaya pengendalian Covid-19 yang dilakukan pemerintah, kata dia, juga mampu menurunkan kasus positif Covid-19 setiap harinya. Hal itu juga mendorong mobilitas masyarakat di setiap daerah mulai meningkat.
Dia melihat terjadi peningkatan beberapa indikator seperti penjualan eceran, indeks lapangan kerja, serta penjualan online.
"Sejalan dengan mobilitas yang meningkat maka ekspektasi confidence masyarakat juga meningkat ekspektasi konsumen juga meningkat akibatnya orang mulai mau bertransaksi," kata dia.
Perbaikan yang terjadi, kata dia, juga perlu diiringi dengan dukungan pemerintah dalam pemberian stimulus fiskal dan berbagai kebijakan akomodatif dari bank sentral.
Pada kesempatan yang sama Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I di kisaran minus 2 hingga minus 1 persen. Kendati begitu, kata dia, saat ini memang terlihat perbaikan dibandingkan kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19 persen.
"Tapi di kuartal II akan terjadi yang dialami juga oleh beberapa negara di dunia bahwa low base effect di tahun lalu itu akan bisa mendongkrak ekonomi kuartal II cukup tinggi, perhitungan kami sejauh ini bisa 6 persen-an kita harapkan ini akan mendongkrak pemulihan ekonomi di tahun ini," kata Josua.