Sebut Kehilangan 3 Peluang Industri, Bos BKPM: Kesempatan Emas Kita Hanya Nikel

Kamis, 25 Maret 2021 16:24 WIB

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia usai konferensi pers di kantornya di Jakarta Selatan, Kamis, 31 Oktober 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan investasi di sektor nikel setelah kehilangan tiga fase keemasan industri yang meliputi olahan kayu, emas, dan batu bara.

“Satu kesempatan emas kita hanya nikel. Nikel sangat strategis karena hampir semua negara di Eropa pada 2030 mereka tidak akan pakai kendaraan yang berbahan bakar fosil,” kata Bahlil dalam diskusi virtual Katadata, Kamis, 25 Maret 2021.

Bahlil menjelaskan nikel merupakan komponen utama atau bahan baku bagi baterai mobil listrik yang biayanya bisa mencapai 40 persen dari keseluruhan bagian kendaraan. Saat ini, sekitar 25 persen cadangan nikel di dunia ada di Indonesia dan berpotensi dikembangkan.

Bahlil menyebut sejumlah perusahaan asing telah tertarik menanamkan modal untuk membangun industri nikel di dalam negeri, seperti LG Energy Solution, China's Contemporary Amperex Technology (CATL), Tesla, dan BASF. LG misalnya, telah memiliki komitmen investasi senilai US$ 9,8 miliar dan CATL senilai US$ 5,2 miliar.

Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia pada 2035 digadang-gadang dapat memproduksi 4 juta mobil listrik dan 10 juta motor listrik. “Kita dukung pembangunan sumber daya alam untuk dikelola sampai hiliriasi,” ujar Bahlil.

Dia menjelaskan, Indonesia pada masa lalu kehilangan fase keemasannya untuk industri kayu dan olahan kayu karena tidak mampu mengoptimalkan pengembangannya di sisi hilir.
<!--more-->
Menurut dia, tidak ada satu pun perusahaan pun furnitur yang masuk peringkat sepuluh besar dunia. Padahal potensi kayu di Indonesia sangat besar, khususnya di Kalimantan, Maluku, Papua, dan Sulawesi.

Di sisi lain, Indonesia juga kehilangan fase keemasan untuk industri pertambangan, khususnya emas. “Kita tidak mampu memaksimalkan karena kita tidak membangun smelter yang baik,” ujar Bahlil.

Di fase selanjutnya, Indonesia hampir melewati masa keemasan untuk industri batu bara karena tidak mengembangkan gasifikasi dan etanol. Padahal selama ini, kata Kepala BKPM itu, Indonesia masih mengimpor gas setiap tahun.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca juga: Bos BKPM Cerita RI Kehilangan Fase Keemasan Industri Emas, Kayu, dan Batu Bara

Berita terkait

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

17 jam lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

17 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

18 jam lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu bila dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Senin pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

18 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

22 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

1 hari lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya