Kurs Rupiah Ditutup Melemah di 14.425 per USD, Faktor Eksternal Pemicu Utamanya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 24 Maret 2021 17:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Rabu, 24 Maret 2021 karena tertekan aksi beli dolar AS sebagai safe haven para investor. Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,2 persen atau 28,5 poin ke level Rp 14.425 per dolar AS.
Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 14.422,5 - Rp 14.460 per dolar AS. Secara tahun berjalan nilai tukar rupiah sudah melemah 2,67 persen. Indeks dolar AS pada pukul 15.29 WIB menguat 0,24 persen atau 0,223 poin ke level 92,567.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, jebloknya kurs rupiah hari ini di antaranya dipicu oleh faktor eksternal. Dolar AS sebagai safe-haven telah mendekati level tertinggi selama empat bulan terakhir karena kekhawatiran atas gelombang Covid-19 ketiga di Eropa.
Tak hanya itu, Ibrahim menyebutkan potensi kenaikan pajak AS dan meningkatnya ketegangan antara Barat dan Cina yang melemahkan risiko. "Kekhawatiran atas laju pemulihan pandemi juga meningkat setelah badan kesehatan AS mengatakan vaksin AstraZeneca Plc mungkin menyertakan informasi yang sudah ketinggalan zaman dalam datanya," katanya, Rabu, 24 Maret 2021.
Pelarian ke safe haven dolar AS tersebut mendapat dorongan tambahan ketika Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada anggota parlemen bahwa kenaikan pajak di masa depan semakin dibutuhkan. Kebutuhan kenaikan pajak ini diperlukan untuk membayar proyek infrastruktur dan investasi publik lainnya.
<!--more-->
Pernyataan tersebut yang kemudian membantu menjinakkan imbal hasil Treasury AS, dengan patokan merosot ke 1,6048 persen pada Rabu. Dengan begitu, imbal hasil obligasi turun dari tertinggi lebih dari satu tahun di 1,7540 persen yang disentuh minggu lalu.
Kekhawatiran pasar, menurut Ibrahim, juga semakin bertambah setelah ada sanksi hak asasi manusia terhadap Cina yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Eropa dan Inggris, dan mendorong sanksi pembalasan dari Beijing.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia dinilai sudah cukup baik dalam menjaga kondisi ini, terlihat pelemahan mata uang rupiah tidak menimbulkan kepanikan. Pasalnya, sudah tidak ada lagi amunisi bank sentral untuk menahan rupiah agar tidak melemah.
Ibrahim menyebutkan ada beberapa pilihan buat bank Indonesia untuk menstabilkan mata uang rupiah yaitu menaikkan suku bunga, melepaskan rupiah atau mengontrol modal. "Kalau menaikkan suku bunga untuk saat ini belum bisa di jalankan karena saat ini Indonesia dalam masa pemulihan dan akan memperburuk ekonomi dalam negeri," ucapnya.
Selain itu, guna menopang pertumbuhan ekonomi kembali berjalan perlu ada keberanian untuk membuka PPKM Mikro terutama di Jawa-Bali berdasarkan wilayah yang sudah mengalami penurunan dalam Covid-19. "Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi, tetapi ditutup melemah di rentang Rp.14.400 - Rp 14.470," kata Ibrahim.
BISNIS
Baca: Rupiah Ditutup Menguat Usai Gubernur The Fed Menyebut Ekonomi AS Membaik