Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bertemu Gubernur DI Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Kilen, Yogyakarta, Jumat 12 Maret 2021. Foto: Antaranews
TEMPO.CO, Yogyakarta: Jika mudik diizinkan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan opsi menekan penularan kasus saat libur lebaran bisa dilakukan dengan menutup obyek wisata.
"Bisa saja menutup tempat wisata (saat libur lebaran) tapi apakah pemerintah kabupaten/kota juga para pengelola objek wisata akan setuju?" ujar Sultan HB X di Yogyakarta Rabu 17 Maret 2021.
Sultan menilai kebijakan menutup obyek wisata saat lebaran bukan langkah mudah. Kewenangan pengelolaan obyek wisata ada di pemerintah kabupaten/kota.
"Pengelola dan pelaku wisata kan juga butuh makan, tidak semudah itu menutup obyek wisata," kata Sultan.
Sultan menambahkan memang seolah mudah menutup kawasan wisata demi menekan penularan saat libur lebaran. Namun pemerintah kabupaten/kota musti bertanggungjawab juga.
"Pemerintah kabupaten/kota apa mau menanggung hidup pelaku wisata ? Itu kan berarti melakukan lockdown," ujar Sultan. <!--more--> Sultan menilai tanpa perlu menunggu libur lebaran, saat ini sudah banyak warga luar daerah yang berkunjung ke Yogya.
Sultan sendiri tak mempersoalkan mudik lebaran diizinkan. Dengan catatan masa liburan dipangkas lebih pendek. Sehingga orang tak terpancing melakukan mobilitas yang berpotensi sulit dikontrol.
"Jika biasanya libur lebaran sepekan, bisa dibuat dua sampai tiga hari saja asal tetap ada ruang warga silaturahmi," ujar dia.
Selain itu, Sultan mendesak pula ada pengawasan yang merata pelaku perjalanan. Tidak asal meloloskan mereka berpindah dari satu daerah ke daerah lain tanpa filter.
"Saat ini pemeriksaan kesehatan baru dilakukan melalui jalur kereta api dan pesawat, pengguna mobil pribadi kan masih kesulitan untuk pengawasannya. Hal hal seperti ini perlu perhatian jika mudik diizinkan," kata Sultan.