TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menerbitkan saham baru melalui rights issue pada tahun ini.
"Ini merupakan bagian dari ketentuan free float dan juga untuk mencari mitra strategis," ujar Kartika dalam webinar, Rabu, 10 Maret 2021.
Berdasarkan data yang ditampilkannya, BSI akan melakukan rights issue dengan nilai mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun (asumsi nilai tukar Rp 14.421 per dolar AS).
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi sebelumnya memastikan perseroan segera memenuhi ketentuan jumlah saham beredar di publik (free float) minimal 7,5 persen. Pasalnya, saat ini total saham BRIS yang dimiliki publik baru sekitar 4,4 persen.
Upaya menambah free float saham BRIS dilakukan dengan penerbitan saham baru melalui rights issue. Hery mengatakan rights issue rencananya dilakukan pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan.
"Kemungkinan kita akan jalankan rights issue. Syukur kalau bisa akhir tahun ini. Kalau tidak bisa, awal tahun depan," katanya dalam rapat kerja nasional Bank Syariah Indonesia, Kamis, 25 Februari 2021. <!--more--> Hery mengatakan dengan free float yang lebih besar, saham BRIS menjadi lebih likuid. Dengan begitu, volume dan frekuensi perdagangan saham juga semakin tinggi.
"Rights issue tentunya akan ada saham baru yang diterbitkan. Free float kita sekitar 4,4 persen, sedangkan OJK meminta 7,5 persen. Mungkin pemegang saham dalam hal ini inginnya 20 persen dulu. Kita bersyukur kalau free float di market 20 persen, tentunya saham BSI akan lebih likuid," ujar Direktur Utama Bank Syariah Indonesia tersebut.