Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memegang alat GeNose di di UGM Science Techno Park, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 5 Januari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng
TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengkritisi rencana pemerintah pusat mengimpor beras. Menurut dia, saat ini petani di tanah air termasuk Jawa Tengah telah memasuki masa panen padi.
Dia meminta rencana impor beras dari negara tetangga diperhitungkan dengan matang. "Petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli, karena ongkos produksinya kemarin tidak murah," ujarnya pada Senin, 8 Maret 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto sebelumnya mengungkapkan rencana impor beras sebesar 1 juta ton.
Jumlah tersebut dialokasikan untuk penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 500 ribu ton, dan kebutuhan Perum Bulog sebanyak 500 ribu ton dengan memperhatikan serapan produksi padi nasional.
Ganjar mengatakan, pemerintah harus menjelaskan alasan rencana impor beras yang dikabarkan mencapai satu juta ton tersebut. "Harus dijelaskan secara detil, agar tidak menggoncang situasi pada saat kita mau panen," tutur dia.
Berdasarkan hitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, produksi beras di wilayahnya tahun ini akan melebihi kemampuan konsumsi. <!--more--> Harga beras lokal. dikhawatirkan akan anjlok jika pemerintah tetap memaksakan mengimpor. Di tengah surplusnya beras dalam negeri. Terlebih biaya produksi beras tahun ini cukup tinggi.
"Kemarin dinas kita sudah menghitung, kalau dari sisi kebutuhan, kita bisa surplus satu jutaan," kata Ganjar Pranowo.