Erick Thohir Targetkan RI Mulai Produksi Baterai Mobil Listrik pada 2023
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 25 Februari 2021 19:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menargetkan Indonesia mulai memproduksi baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) battery pada 2023. Indonesia sudah mendapatkan komitmen dari CATL dan LG Chem, adapun Tesla masih dalam pembicaraan.
Ia menjelaskan, kebijakan hilirisasi industri baterai mobil listrik sebagai bagian dari upaya pemerintah mengurangi ekspor bahan mentah. Terlebih Indonesia menjadi negara utama produsen nikel, bahan baku utama baterai mobil listrik.
"EV battery bicara bagaimana kebijakan pemerintah supaya kekuatan kita selain market, dan SDA bisa jaga konsisten salah satunya nikel. Kami tidak mau juga nikel dikirim ke luar negeri dengan kondisi mentah, bagaimana bisa diproses di dalam negeri," ujar Erick Thohir, Kamis, 25 Februari 2021.
Dengan alasan tersebut, Kementerian BUMN akhirnya membentuk konsorsium besar yang terdiri atas PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Indonesia Aluminium (Persero) atau holding BUMN Tambang, serta PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).
BUMN-BUMN tersebut akan mengurusi aktivitas pengembangan baterai EV dari hulu hingga ke hilir, dari penambangan hingga berbentuk baterai dan distribusinya di dalam dan luar negeri.
<!--more-->
Erick Thohir menargetkan melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan multinasional yang saat ini sudah ada komitmen yakni CAGL dan LG Chem. Indonesia dapat memproduksi baterai EV pada 2023.
"Kami membuat konsorsium sangat besar, PLN, Pertamina dan Inalum untuk membuat perusahaan baterai nasional dimana kami berpartner dengan CATL dan LG dan ini mulai produksi baterai untuk kalangan di luar negeri dan dalam negeri di tahun 2023," ucap Erick Thohir.
Selama ini komoditas telah menjadi salah satu kekuatan Indonesia. Belakangan harga komoditas yang terus meningkat seperti nikel, batu bara, kelapa sawit, karet, tembaga dan kakao juga memberi prospek positif.
"Ini kenapa jangan lagi komoditas hanya dilepas seperti biasa, tapi value added harus dilakukan. Dengan demikian, ekspor kita tergalakkan jadi seimbang ekspor dan hilirisasi di dalam negeri," kata Erick Thohir.
BISNIS
Baca: Erick Thohir: Butuh 7,5 juta Vaksin Covid-19 untuk Vaksinasi Mandiri