Gubernur BI Beberkan Alasan Turunkan Suku Bunga Acuan jadi 3,5 Persen

Kamis, 18 Februari 2021 15:20 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan dalam acara Digital Transformation For Indonesian Economy di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. TEMPO menggelar acara diskusi bertajuk Digital Transformation For Indonesian Economy dengan tema Finding The New Business Models. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan alasan rapat dewan gubernur bank sentral memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR menjadi level 3,5 persen.

Perry menyebutkan keputusan tersebut sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga terjaga. "Serta sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis, 18 Februari 2021.

Sebelumnya pada pengumuman terakhir, 21 Januari 2021, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75 persen. Saat itu, suku bunga Deposit Facility 3 persen dan suku bunga Lending Facility 4,5 persen.

Penurunan suku bunga kali ini melanjutkan tren yang sudah berlangsung sejak awal 2020. Sepanjang tahun lalu, BI telah beberapa kali menurunkan suku bunga acuan hingga total 1,25 basis poin. Pada 23 Januari 2020, suku bunga masih berada di level 5 persen.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Suku bunga kemudian turun ke posisi 4,5 persen pada 19 Maret 2020. Penurunan terjadi selang beberapa minggu setelah kasus Covid-19 perdana di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020.

Setelah itu, suku bunga terus turun hingga ke posisi 3,75 persen pada 19 November 2020. Angka 3,75 persen ini kemudian yang bertahan sampai pengumuman terakhir pada 21 Januari 2021.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mempertanyakan apakah penurunan suku bunga bakal efektif menggerakkan perekonomian. Pasalnya, suku bunga acuan sebelumnya di level 3,75 persen yang sudah sangat rendah ini tak terlalu banyak direspons oleh perbankan.

Piter menyebutkan sebelum bank sentral menurunkan suku bunga ke level terendahnya, belum terlihat kenaikan penyaluran kredit selama masa pandemi Covid-19 ini. "Suku bunga acuan tidak akan efektif kalau pandeminya masih tinggi,” ucapnya.

FAJAR PEBRIANTO | BISNIS

Baca: BI Turunkan Suku Bunga Acuan jadi 3,5 Persen, Rekor Terendah Sepanjang Masa

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

18 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

22 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

2 hari lalu

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

Untuk ajukan kredit mobil ada beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya mengukur kemampuan finansial jangka pendek maupun panjang. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya