Sebut RI Terlambat Bentuk SWF, Jokowi Yakin LPI Bisa Kejar Ketertinggalan
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 16 Februari 2021 13:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia termasuk negara yang terlambat dalam membentuk Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi. Ia lantas menyebut sejumlah negara yang sudah puluhan tahun membentuk dana abadi tersebut.
"Negara seperti Uni Emirat Arab, Tiongkok, Norwegia, Saudi Arabia, Singapura, Kuwait, dan Qatar telah 30 tahun sampai 40 tahun yang lalu memiliki Sovereign Wealth Fund dan telah mempunyai akumulasi dana yang besar untuk pembiayaan pembangunan," ujar Jokowi dalam siaran langsung, Selasa, 16 Februari 2021.
Namun demikian, ia meyakini dengan terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan tersebut.
"Walaupun lahir belakangan, dan tidak ada kata terlambat. Saya meyakini, INA mampu mengejar ketertinggalannya dan mampu memperoleh kepercayaan nasional dan internasional," ujar Jokowi.
LPI, menurut Jokowi, mempunyai posisi yang sangat strategis dalam percepatan pembangunan yang berkelanjutan. Lembaga ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengoptimalkan nilai aset negara secara jangka panjang, serta menyediakan alternatif pembiayaan bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Melalui keberadaan INA, kita akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan," ujar Jokowi.
<!--more-->
Dengan demikian, INA akan menjadi mitra strategis bagi para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Harapannya, dapat tersedia pembiayaan yang cukup untuk program pembangunan khususnya program pembangunan infrastruktur nasional.
Jokowi mengatakan pembentukan INA mempunyai dasar hukum yang kuat, yaitu diperintahkan langsung oleh UU Cipta Kerja. Kelembagaan dan cara kerjanya juga telah diatur dalam PP nomor 74 tahun 2020.
Selain itu, dia mengatakan INA dijamin menjadi institusi profesional yang dilindungi oleh UU dan menggunakan pertimbangan-pertimbangan profesional dalam menentukan langkah kerjanya.
"Selain itu, INA dikelola oleh putra putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional yang dijaring oleh panitia seleksi, dibantu oleh para head hunter profesional," kata Jokowi.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Rekam Jejak 5 Direksi Lembaga Pengelola Investasi yang Diumumkan Jokowi