Bitcoin Melejit Kian Mendekati Rp 700 Juta, Analis Prediksi Akan Terjadi Bubble
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 15 Februari 2021 16:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bitcoin kembali mencetak rekor baru dan kini hampir mencapai US$ 48.663 atau sekitar Rp 676,75 juta. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu naik 8,1 persen pada akhir pekan lalu dan membuat penguatan Bitcoin telah melampaui 60 persen sejak awal tahun 2021.
Kenaikan harga Bitcoin dalam beberapa perdagangan terakhir seiring dengan semakin banyak perusahaan keuangan menyatakan minatnya terhadap salah satu mata uang digital tersebut.
Data Bloomberg mencatat level harga Bitocin US$ 48.663 itu sebagai posisi tertinggi Bitcoin sepanjang sejarah. Angka ini melampaui lonjakan harga setelah produsen mobil listrik, Tesla Inc. mengumumkan akan memegang Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar dalam neraca keuangannya.
Melejitnya harga Bitcoin itu mendorong Indeks Kripto Galaxy Bloomberg juga mencetak rekor dan ditutup naik 3,21 persen ke posisi 2.083,58 pada perdagangan Jumat pekan lalu, 12 Februari 2021.
Penguatan Bitcoin di akhir pekan kedua Februari 2021 itu terjadi setelah lembaga keuangan seperti Mastercard dan Bank of New York Mellon Corp (BNY Mellon) mengungkapkan ketertarikannya terhadap aset kripto itu.
Mastercard diketahui bermitra dengan penyedia kartu kripto seperti Wirex dan BitPay untuk menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Namun, dalam prosesnya tetap mengharuskan mata uang digital diubah menjadi fiat sebelum memproses pembayaran untuk transaksi di jaringannya.
<!--more-->
Tak hanya itu, BNY Mellon menyatakan pihaknya akan menggenggam, mentransfer, dan mengeluarkan Bitcoin dan aset kripto lainnya untuk pelanggan institusi. Analis Pasar Oanda Corp Ed Moya mengatakan bahwa pengumuman dari Mastercard dan BNY Mellon mengkonfirmasi perubahan mendasar bahwa lembaga keuangan sudah mulai berkomitmen pada aset kripto.
Hal serupa dinyatakan Counterpoint Global, unit Manajemen Investasi Morgan Stanley yang belum lama ini juga mengungkapkan sedang menjajaki aset kripto sebagai pilihan instrumen dari para investornya.
“Ini adalah berita bagus untuk penerimaan arus utama lebih lanjut dari aset kripto dan kemungkinan akan terus melanjutkan reli harga Bitcoin,” ujar Moya seperti dikutip dari Bloomberg, Ahad, 14 Februari 2021.
Sementara itu, Ahli Strategi Komoditas Bloomberg Intelligence Mike McGlobe mengatakan bahwa Bitcoin tampaknya berada dalam pusaran reli yang sempurna untuk menerbangkan harga ke level lebih tinggi. “Komitmen Tesla telah membantu memperkuat posisi US$ 50.000 sebagai target resistensi kuat Bitcoin selanjutnya,” ujar McGlone.
Meski begitu, ada sejumlah analis dan pelaku pasar yang menilai reli Bitcoin yang terjadi saat ini disebabkan oleh para spekulan. Bubble harga harga Bitcoin juga diperkirakan akan segera kembali terjadi.
Untuk diketahui, harga Bitcoin sempat mengalami bubble setelah harga meroket hingga menyentuh level US$ 20.000 per Bitcoin pada 2017. Hanya dalam beberapa bulan, harga Bitcoin runtuh hingga menyentuh level terendah US$ 3.100 per Bitcoin pada Desember 2018. Perdagangan Bitcoin kala itu hanya didominasi oleh dana hedging yang lebih kecil dan dana dari perusahaan kripto itu sendiri.
BISNIS
Baca: Bitcoin Jeblok 1,3 Persen jadi Rp 663 Juta Setelah Capai Rekor Tertinggi