9 Faktor yang Pengaruhi Tingkat Kemiskinan 2020, Pandemi hingga Harga Kebutuhan

Senin, 15 Februari 2021 13:21 WIB

Ilustrasi kemiskinan. Dok. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia adalah 27,55 juta orang atau setara dengan 10,19 persen pada September 2020. Kepala BPS Suhariyanto menjabarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2020 hingga September 2020.

"Pertama pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk sehingga mendorong terjadinya peningkatan angka kemiskinan," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Januari 2021.

Kedua, ekonomi Indonesia triwulan III 2020 terhadap triwulan III 2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (yoy). Angka ini jauh menurun dibanding capaian triwulan III 2019 yang tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).

Ketiga, pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2020 melambat. Menurutnya, pengeluaran konsumsi rumah tangga terkontraksi sebesar 4,04 persen, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,01 persen.

Keempat, kata Suhariyanto, yaitu, selama periode Maret 2020 hingga September 2020, angka inflasi umum tercatat sebesar 0,12
persen. Sementara itu, angka inflasi inti pada periode yang sama tercatat sebesar 0,84 persen.

Kelima, pada periode Maret 2020–September 2020, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok naik. Antara lain daging sapi naik 1,51 persen, kental manis 1,07 persen, minyak goreng 2,67 persen, tepung terigu 2,76 persen, dan ikan kembung 1,07 persen.
<!--more-->
Namun demikian, kata Ketua BPS tersebut, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Antara lain beras turun 0,49 persen, daging ayam ras 3,52 persen, gula pasir 6,54 persen, cabai rawit 32,37 persen, telur ayam
ras 6,12 persen.

Keenam, pada Agustus 2020, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 7,07 persen. Terjadi kenaikan sebesar 1,84 persen poin dibandingkan Agustus 2019 yang sebesar 5,23 persen.

Ketujuh, sebanyak 29,12 juta penduduk usia kerja atau 14,28 persen terdampak Covid-19 pada Agustus 2020, dengan rincian 2,56 juta penduduk menjadi pengangguran, 760 ribu penduduk menjadi bukan angkatan kerja, 1,77 juta penduduk sementara tidak bekerja, dan 24,03
juta penduduk bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Kedelapan, pada Agustus 2020, persentase Pekerja Setengah Penganggur sebesar 10,19 persen. Terjadi kenaikan sebesar 3,77 persen poin dibandingkan Agustus 2019 yang sebesar 6,42 persen.

Dan faktor terakhir yang mempengaruhi tingkat kemiskinan, kata Suhariyanto, yaitu bantuan sosial pemerintah baik pusat maupun daerah sangat membantu penduduk terutama penduduk lapisan bawah.

HENDARTYO HANGGI

Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin Bertambah 2,76 Juta Orang dalam Setahun

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

5 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

8 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya