Erick Thohir Beberkan Alasan Rencana Evaluasi Seluruh Pesawat Milik Garuda
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 10 Februari 2021 14:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir akan melakukan pemetaan dan evaluasi terhadap pesawat-pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan perusahaan maskapai pelat merah dari beban keuangan di masa pandemi Covid-19.
“Banyak penerbangan dunia sekarang sangat bermasalah. Itu kenapa kami dari kementerian kami sangat memikirkan tanggung jawab kepada publik, salah satunya me-review penyewaan pesawat yang terlalu mahal dan ada kasus hukumnya,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu, 10 Februari 2021.
Salah satu jenis pesawat yang kini tengah dievaluasi adalah Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 96 penumpang. Garuda kini memiliki 18 pesawat yang disewa dari lessor Nordic Aviation Capital (NAC) dan Export Development Canada (EDC) masing-masing 12 unit dan enam unit.
Erick memastikan Garuda akan mengembalikan 12 pesawat yang disewa dari NAC. Meski masih dalam tahap negosiasi percepatan penyelesaian kontrak, manajemen telah menghentikan operasi pesawat Bombardier dan mengandangkannya di hanggar GMF di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan EDC, Garuda pun sedang melakukan pembicaraan terkait kontrak sewa pesawat.
Menurut Erick, jenis pesawat yang terlalu beragam dengan merk serta mesin yang berlainan justru akan meningkatkan ongkos perawatan. Selain mengevaluasi pesawat, Erick akan meninjau ulang kontrak-kontrak kerja sama dengan lessor yang ditengarai merugikan.
<!--more-->
“Ini sedang dipelajari perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam dinamika industri pesawat di dunia saat ini. Kami harus sampaikan ke pemegang saham, jangan sampai dengar dari tempat lain. Ini keputusan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan pemegang saham publik,” kata Erick.
Di samping mengevaluasi pesawat, Erick mengatakan Kementerian BUMN akan mengubah bisnis model maskapai penerbangan yang disesuaikan dengan kondisi Covid-19. Saat ini, Garuda akan didorong mengembangkan penerbangan non-penumpang atau kargo yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perseroan.
Adapun kinerja kargo Garuda Indonesia kini berkontribusi sebesar 30-40 persen terhadap total pendapatan. Garuda, kata Erick, kini telah menyasar pangsa pasar kargo yang lebih luas seperti pengiriman ekspor secara langsung ke negara-negara tertentu.
Dari sisi penumpang, Erick Thohir mengatakan Garuda akan berfokus pada penerbangan domestik. Ia memastikan saat ini 90 persen penerbangan pelat merah tersebut melayani penumpang rute lokal.
Baca: Bos Garuda: Pemakaian Bombardier Bikin Perusahaan Rugi USD 30 Juta per Tahun