Produsen Biofuel Akan Diwajibkan Pasok Dalam Negeri

Reporter

Editor

Jumat, 31 Oktober 2008 12:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bekasi: Pemerintah akan mewajibkan produsen bahan bakar nabati untuk memasok kebutuhan dalam negeri lewat aturan domestic market obligation (DMO).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan aturan itu diperlukan untuk menjamin produsen tak melarikan hasil produksi mereka ke luar negeri ketika harga tinggi.

"Untuk sementara, kira-kira kewajiban akan dikenakan 50 persen dalam negeri," kata Purnomo dalam kunjungannya ke pabrik bahan bakar nabati PT Darmex Biofuel di Bekasi, Jumat (31/10).

Purnomo mengatakan pemerintah berkomitmen mengembangkan industri ini. Dia menilai aturan DMO diperlukan pemerintah dan produsen. Bagi produsen, kepastian pasar di dalam negeri akan memastikan kelangsungan usaha mereka jika harga bahan bakar alternatif ini turun di pasaran.

"Ini baru pemikiran, kami akan mengkajinya," ujarnya.

Namun, dia belum bisa memastikan kapan aturan akan dikeluarkan. Yang jelas, dia berharap, dengan aturan ini industri bahan bakar nabati akan lebih atraktif. Pasalnya, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah mengeluarkan aturan kewajiban penggunaan bahan bakar nabati lewat aturan mandatori.

Bahkan, intensif pajak penghasilan juga disediakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2008 tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal bidang usaha tertentu. "Industri ini termasuk pioner,"katanya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H. Legowo, mengatakan masalah harga bahan bakar nabati akan diseimbangkan dengan penerapan DMO.

Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Ahmad Faisal, formula harga bahan bakar nabati akan dikaji mengikuti rencana penerapan DMO. Gambarannya, kata dia, harga akan dirancang memakai batas atas tanpa batas bawah.

Dia mencontohkan harga bahan bakar nabati untuk dalam negeri maksimal sama dengan harga minyak mentah. Jadi meski harga di pasaran melonjak dan lebih mahal dari minyak mentah, penjualan di dalam negeri maksimal ditetapkan sama dengan harga minyak mentah.

Tapi, ketika harga bahan bakar nabati lebih rendah dari minyak mentah, maka harga jual akan dilepas sesuai harga pasar.

"Kami akan rapat bersama Menteri Koordinator Perekonomian pada 7 November bulan depan," kata Faisal.

Agoeng Wijaya

Berita terkait

Bos Pertamina Jelaskan Sebab Produksi BBN di Milan Dibatalkan

29 Januari 2020

Bos Pertamina Jelaskan Sebab Produksi BBN di Milan Dibatalkan

Pembatalan itu, menurut Dirut Pertamina, karena adanya kebijakan penolakan crude palm oil (CPO) yang diterapkan oleh Eropa.

Baca Selengkapnya

Setelah B30, Pemerintah Kembangkan Biodiesel B50

6 September 2019

Setelah B30, Pemerintah Kembangkan Biodiesel B50

Pemerintah sudah menyiapkan berbagai rencana untuk memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno: Tiga Tahun Lagi Minyak Nabati Gantikan Solar

18 Februari 2019

Rini Soemarno: Tiga Tahun Lagi Minyak Nabati Gantikan Solar

Rini Soemarno mengatakan dalam tiga tahun lagi, minyak nabati bisa menggantikan bahan bakar solar

Baca Selengkapnya

Perang Dagang AS-Cina, Ini Harapan Pengusaha Kelapa Sawit

11 Juli 2018

Perang Dagang AS-Cina, Ini Harapan Pengusaha Kelapa Sawit

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang semakin memanas mulai berpengaruh terhadap pasar minyak nabati.

Baca Selengkapnya

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

23 Januari 2018

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

Parlemen Eropa menyetujui penghentian penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada 2021.

Baca Selengkapnya

Produsen Biodiesel Tuntut Eropa Hapus Bea Antidumping

21 Maret 2017

Produsen Biodiesel Tuntut Eropa Hapus Bea Antidumping

Bulan ini, Kementerian Perdagangan mengajukan gugatan terhadap
Uni Eropa melalui WTO.

Baca Selengkapnya

Tiga Industri Ini Bermitra Sulap Rumput Gajah Jadi Biofuel

9 Maret 2017

Tiga Industri Ini Bermitra Sulap Rumput Gajah Jadi Biofuel

Tiga perusahaan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) dan Toyota Motor Corporation.

Baca Selengkapnya

BPBD Sawit Klaim Campuran BBN pada Solar Capai 18,6 Persen

17 Juni 2016

BPBD Sawit Klaim Campuran BBN pada Solar Capai 18,6 Persen

Pencampuran bahan bakar nabati (BBN) pada solar diwajibkan mencapai 20 persen atau B20.

Baca Selengkapnya

Pertamina Serap 519 Ribu Kiloliter Biodiesel Per 2 Bulan

29 Maret 2016

Pertamina Serap 519 Ribu Kiloliter Biodiesel Per 2 Bulan

Penyerapan minyak sawit untuk biodiesel di dalam negeri akan
menaikkan harganya di pasar dunia.

Baca Selengkapnya

Rizal Ramli Lobi ASEAN Agar Pakai Biodiesel dari Sawit

4 Februari 2016

Rizal Ramli Lobi ASEAN Agar Pakai Biodiesel dari Sawit

Indonesia dan Malaysia lobi negara-negara
ASEAN agar beralih ke Biodiesel dengan
campuran minyak nabati dari CPO. Cina dan
India juga diajak.

Baca Selengkapnya