Indef Usul Pemerintah Pertimbangkan Lockdown Ketika Sudah Sangat Frustrasi

Reporter

Caesar Akbar

Minggu, 7 Februari 2021 20:39 WIB

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance atau Indef Tauhid Ahmad memberikan pandangan ihwal kartuprakerja Jokowi di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengusulkan pemerintah untuk mempertimbangkan opsi lockdown untuk menekan angka penyebaran kasus Covid-19 di Tanah Air.

"Kami menyarankan membuka wacana lockdown. Apakah satu minggu atau dua minggu, tapi rekomendasi itu perlu dilihat sebagai satu peluang ketika sudah sangat frustrasi katakanlah ekonomi cenderung sangat lambat pemulihannya tapi kasus cenderung meningkat," ujar Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam webinar, Ahad, 7 Februari 2021.

Langkah tersebut, menurut dia, cukup strategis dilakukan pemerintah apabila melihat perkembangan ekonomi triwulan IV 2020 dan bagaimana menatap perbaikan di 2021. Ia mengatakan lockdown memang bisa membuat negara menderita, namun pemulihannya bisa lebih cepat.

"Negara lain yang lockdown, di Cina, Vietnam, dan Iran memang mereka agak menderita saat itu tapi pemulihannya jauh bisa dipastikan dan lebih tinggi daripada negara lain," kata Tauhid.

Data Satgas Covid-19 menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air masih terus bertambah. Berdasarkan data pemerintah hingga Ahad 7 Februari 2021 pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 10.827 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.157.837.

Berdasarkan data pada Ahad ini, kasus Covid-19 terbanyak ditemukan di DKI Jakarta dengan 4.213 kasus. Jumlah ini melonjak tajam dari hari sebelumnya 2.379 kasus.
<!--more-->
Penambahan kasus terbanyak kedua ditemukan di Jawa Barat, yakni 1.988 kasus, disusul Jawa Tengah 1.064 kasus. Namun, kasus di kedua provinsi ini turun cukup signifikan dari hari sebelumnya. Per Sabtu, 6 Februari, kasus Covid-19 di Jawa Barat 3.971 kasus dan Jawa Tengah 1.601 kasus.

Berdasarkan catatan Indef, Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional untuk kesehatan yang hanya terserap sebesar Rp 63,51 triliun atau 63,8 persen dari target Rp 99,5 triliun nyatanya tidak efektif mencegah kasus Covid-19 yang semakin membesar.

Hal ini, menurut Tauhid, menunjukkan ketidakefektifan penanganan Covid-19, khususnya sistem tracing yang masih lemah sehingga kasus semakin berkembang. Program pendukung untuk penyadaran dan penegakan kesadaran masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi aktivitas (5M), implementasinya pun masih jauh dari yang diharapkan.

"Apalagi meski ada istilah PSBB, PPKM dan PPKM skala mikro tidak banyak perubahan signifikan pada level implementasi di tengah-tengah masyarakat," ujar Tauhid terkait wacana lockdown.

CAESAR AKBAR

Baca juga: Hoaks Jakarta Lockdown Akhir Pekan, Polisi: Akan Kami Usut

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

9 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

10 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

15 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya