Presiden Joko Widodo berbicara setelah mendapat injeksi vaksin Covid-19 yang kedua, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membahas sejumlah isu saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Februari 2021. Di antaranya, perlindungan pekerja Migran Indonesia di Malaysia hingga isu sawit.
"Saya menekankan pentingnya penyelesaian pembuatan MoU-MoU baru mengenai penempatan dan perlindungan pekerja domestik Indonesia di Malaysia," kata Jokowi dalam keterangan persnya usai pertemuan.
Dia mengapresiasi langkah pemerintah Malaysia yang memberikan perlindungan kepada WNI di Malaysia terutama selama pandemi. Termasuk di antaranya para pekerja migran.
Meski begitu, Jokowi meminta agar kedua negara juga perlu membangun One Channel System, agar masalah penempatan tenaga kerja dapat dilakukan secara lebih baik. "Untuk mencegah terjadinya para pekerja menjadi korban perdagangan manusia," kata dia.
Selain itu, Presiden membahas tentang isu diskriminasi sawit yang dilakukan Uni Eropa terhadap Indonesia. Dia berharap Malaysia mau ikut mendukung Indonesia dalam memperjuangkan hal ini.
"Perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini," kata dia. <!--more--> Dia juga menyambut baik kesepakatan secara prinsip dibentuknya travel corridor arrangement (TCA) kedua negara. Terkait waktu pemberlakuan TCA-nya, Jokowi mengatakan akan dikomunikasikan kemudian.
"Saya juga menyampaikan pentingnya ASEAN segera menyelesaikan ASEAN travel corridor framework dan di masa sulit seperti ini, menjadi kepentingan ASEAN untuk terus menunjukkan soliditas," kata Presiden.
Dia mengatakan selain negara tetangga dan masih serumpun, Malaysia merupakan salah satu Mitra penting Indonesia di bidang perdagangan, di bidang investasi, bidang pariwisata, hingga sosial budaya.
"Kita akan terus memperkuat hubungan baik antar dua negara melalui komunikasi yang kuat pada semua tingkat," kata Jokowi.