Kata Arya Sinulingga Soal Industri Baterai Kendaraan Listrik dan Pilpres 2024
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 3 Februari 2021 05:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga mengatakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik ataupun alat menuju Pemilihan Presiden 2024. Sebab, pembentukan holding dan produksi baterai sudah direncanakan sejak jauh hari.
"Jadi malah tidak ada hubungan sama sekali. Malah apa hubungannya? Karena tahun 2023 pun sudah akan produksi. Jadi ini real baterainya," kata Arya terkait hubungan industri baterai kendaraan listrik dengan Pilpres 2024 saat diskusi virtual Selasa, 2 Februari 2021. "Jadi tidak ada hubungannya dengan politik, jauh banget."
Senin kemarin, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Ramson Siagian dalam rapat bersama Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional, mengingatkan agar program itu jangan hanya sekadar menjadi retorika politik menuju 2024.
Menurut Arya, pengembangan baterai kendaraan listrik tujuannya untuk transisi energi. Dunia, kata dia, juga sudah mengakui Indonesia. Hal itu dilihat dalam situs Tesla, di mana salah satu yang mereka harapkan untuk join partner adalah PT Antam. "Mana mungkin Tesla mau main-main begitu," ujarnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansury setali tiga uang. Menurut dia, pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik.
"Tadi saya mendengar bahwa ada kekhawatirkan ini terkait mengenai politik dan lain sebagainya. Aduh, betul-betul dari kami yang terlibat sehari-hari tidak ada kepikiran sama sekali ke situ," kata dia.
<!--more-->
Pahala menegaskan bahwa pengembangan industri baterai terintegrasi dilakukan karena Indonesia memang mempunyai potensi luar biasa. Menurutnya, saat ini merupakan momentum Indonesia menguasai secara terintegrasi sebuah value chain dari hulu ke hilir untuk sebuah industri besar dan sangat strategis di dunia.
Dia menuturkan saat ini semua negara sedang membicarakan bahwa the future is battery. Dia meminta agar jangan sampai kesempatan yang baik itu disiakan.
"Dan memang negara-negara lain selalu bagaimana caranya supaya Indonesia tidak kuat, bagaimana supaya Indonesia tidak bisa menjadi pemain yang betul-betul mengusai sebuah industri yang sangat strategis yang akan menjadi penentu di masa datang," ujarnya.
Adapun Pahala Mansury menargetkan holding terkait industri baterai kendaraan listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC), terbentuk pada semester I tahun ini. Holding IBC, kata dia, terdiri dari Mining Industry Indonesia (Mind ID), Aneka Tambang (Antam), Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kita sudah sepakati ada diskusi antara empat perusahaan itu dan ada diskusi awal dengan para calon mitra," kata Pahala.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: BUMN: Industri Baterai Kendaraan Listrik Bukan Alat Politik ke Pilpres 2024