Petugas vaksinator menunjukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang akan disuntikkan kepada sejumlah perwakilan pejabat pada tahap kedua vaksinasi di Kantor Pemkot Bandar Lampung, Lampung, Jumat 29 Januari 2021. Vaksinasi tahap dua di Bandar Lampung ditargetkan sebanyak 9.624 dosis vaksin Sinovac bagi tenaga kesehatan di Kota Bandar Lampung. ANTARA FOTO/Ardiansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara vaksinasi dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan kemasan vaksin Covid-19 produksi perseroan akan berbeda dengan vaksin jadi yang diimpor langsung dari Sinovac.
"Untuk diketahui, kemasan vaksin Covid-19 kali ini akan diberi nama Covid-19 Vaccine. Ini memiliki kemasan yang berbeda dengan vaksin yang didistribusikan sebelumnya yaitu CoronaVac," ujar Bambang dalam siaran langsung, Selasa, 2 Februari 2021.
Sebelumnya, kata Bambang, kemasan CoronaVac yang sebanyak 3 juta dosis dikemas single dose atau dosis tunggal. Satu vial berisi satu dosis vaksin dan dikemas dalam satu dus berisi 40 vial. Sehingga satu dus berisi 40 dosis.
Sementara, vaksin Covid-19 yang akan diproses Bio Farma nantinya akan dikemas dalam kemasan multi dosis di mana 1 vial berisi 10 dosis. Selain itu, dalam 1 dus akan dikemas 10 vial, sehingga 1 dus berisi 100 dosis.
"Demikian perbedaan kemasan ini namun tidak membedakan kualitas dari vaksin Covid-19 tersebut," ujar Bambang.
Hari ini Indonesia menerima kedatangan 11 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac. Bahan baku yang diterima tersebut adalah bagian dari rencana 140 juta dosis yang akan didatangkan untuk 2021. <!--more--> "Untuk yang kedatangan pada hari ini akan diproses 13 Februari dan diharapkan selesai 20 maret 2021," ujar dia.
Bambang mengatakan sebelumnya pemerintah telah menerima bahan baku vaksin Covid-19 sebanyak 15 juta dosis di pertengahan Januari 2021 dan sudah mulai diproduksi oleh Bio Farma. "Diperkirakan akan selesai produksi 15 juta dosis pada 11 Februari 2021."
Nantinya, kata Bambang, bahan baku yang diolah menjadi produk jadi akan terlebih dahulu melalui serangkaian uji mutu uang dilakukan laboratorium Bio Farma dan BPOM. Uji mutu dilakukan untuk memastikan vaksin yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang ditetapkan.
"BPOM akan keluarkan hasil uji dalam bentuk lot release untuk vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma dan batch pertama diperkirakan selesai pada minggu kedua Februari 2021," ujar Bambang.
Vaksin yang sudah jadi itu rencananya dialokasikan untuk petugas publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI dan Polri mulai akhir Februari 2021. Ia memastikan proses pendistribusian vaksin Covid-19 dapat menjaga kualitas vaksin.
"Bio Farma gunakan sistem manajemen distribusi vaksin atau SMDV yang terintegrasi dilengkapi dashboard IoT," tutur Bambang.