Bos Krakatau Steel Ungkap Proyeksi Kondisi 2020: Laba Bersih USD 50 Juta
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 28 Januari 2021 19:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Silmy Karim membeberkan kondisi perusahaannya di tengah pandemi Covid-19 berhasil mengubah rugi menjadi untung pada tahun 2020 lalu.
BUMN yang merupakan produsen baja ini juga diklaim sukses mentransformasi anak perusahaan menjadi new profit generator atau sumber penghasil keuntungan. Sebab, anak usaha perusahaan pelat merah itu bisa berubah posisi dari tahun 2019 yang masih merugi menjadi memberikan keuntungan.
Dari laporan keuangan yang belum diaudit, kata Silmy, total laba dari seluruh anak perusahaan Krakatau Steel pada 2020 berhasil mencapai US$ 36,55 juta. Angka ini berbanding terbalik dari posisi rugi US$ 169,32 juta yang dibukukan pada tahun 2019.
Sejumlah anak usaha Krakatau Steel yang dimaksud adalah PT KH Pipe Industries yang tercatat rugi US$ 34,03 juta pada 2019 dan bisa mencatatkan laba US$ 7,55 juta pada 2020. Selain itu, PT Krakatau Wajatama yang sebelumnya rugi US$ 28,85 juta berhasil untung US$ 1,76 juta pada 2020.
<!--more-->
Ada juga subtotal 5 entitas usaha lainnya yang merugi US$ 141,67 juta akhirnya mendulang laba pada tahun 2020 sebesar US$1,2 juta.
“Bocorannya laba bersih (konsolidasi) pada 2020 sekitar US$ 40 juta - US$ 50 juta. Laporan keuangan sedang dalam proses audit,” ujar Silmy saat webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas, Kamis, 28 Januari 2021.
Jika dirupiahkan, laba bersih konsolidasi Krakatau Steel pada tahun lalu diproyeksikan bisa mencapai Rp 705 miliar. Hitungan itu menggunakan asumsi kurs Rp 14.089 per dolar AS.
Sementara itu, secara konsolidasi pendapatan emiten berkode saham KRAS itu diproyeksi turun 4,4 persen menjadi US$ 1,35 miliar pada 2020, dibandingkan dengan pencapaian 2019 sebesar US$ 1,42 miliar. Namun, laba (rugi) bruto pada 2020 tumbuh sekitar 800 persen menjadi US$ 162,1 juta dari sebelumnya hanya sebesar US$ 16,9 juta.
Dengan begitu, earning before interest tax depreciation, and amortization (EBITDA) Krakatau Steel secara konsolidasi diproyeksikan mencapai US$ 81,2 juta pada 2020, atau berbanding terbalik dengan 2019 yang negatif US$ 134,5 juta. Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini,saham KRAS ditutup melemah 6,87 persen ke posisi Rp 610. Total kapitalisasi pasar KRAS sebesar Rp11,8 triliun.
BISNIS
Baca: Penjualan Produk Krakatau Steel Naik 2 Digit Sepanjang 2020