PT Sri Rejeki Isman Tunda Rencana Penerbitan Obligasi Global

Rabu, 27 Januari 2021 23:27 WIB

Layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan 1,66 persen atau 106,76 poin ke level 6.307,13. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk., terus mencari waktu yang tepat untuk merealisasikan rencana penerbitan obligasi global dengan nilai maksimal US$325 juta. Corporate Communication Sri Rejeki atau Sritex Isman Joy Citradewi mengatakan bahwa perseroan menunda rencana penerbitan obligasi tersebut dalam waktu dekat.

“Untuk rencana penerbitan saat ini kami tunda dulu, karena melihat kondisi pasar yang belum membaik,” ujar Joy kepada Bisnis, Rabu 27 Januari 2021.

Untuk diketahui, emiten berkode saham SRIL itu berencana menerbitkan obligasi global sebanyak-banyaknya US$325 juta dengan kupon dan tenor yang belum dijelaskan secara detail oleh perseroan.

Sritex juga belum menjelaskan secara detail rencana penggunaan dana dari hasil penerbitan obligasi tersebut. Obligasi global itu akan diterbitkan dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura.

Nantinya, obligasi itu akan dijamin entitas anak usaha perseroan, yaitu oleh PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya.

Advertising
Advertising

Adapun, hingga kuartal III/2020 SRIL berhasil mencetak pertumbuhan tipis 1,34 persen terhadap kinerja penjualan menjadi sebesar US$907,11 juta, dibandingkan dengan perolehan kuartal III/2019 sebesar US$895,07 juta.

<!--more-->

Selain itu, SRIL juga berhasil mencetak pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 103,93 persen secara year on year menjadi US$78,89 juta hingga kuartal III/2020.

Sementara itu, total liabilitas Sri Rejeki Isman per 30 September 2020 berada di posisi US$1,08 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2019 sebesar US$966,58 juta. Total aset SRIL per akhir September 2020 di posisi US$1,74 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2019 sebesar US$1,55 miliar.

Baca: Bantah Direkomendasikan Gibran, Sritex Jelaskan Proyek Goodie Bag Bansos

Berita terkait

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

16 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

26 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Rontok di Tengah Pelemahan Rupiah, Sektor Transportasi Turun Paling Dalam

27 hari lalu

IHSG Rontok di Tengah Pelemahan Rupiah, Sektor Transportasi Turun Paling Dalam

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok di tengah semakin lemahnya nilai tukar Rupiah ke dolar Amerika Serikat yang kini mendekati level Rp16 ribu. IHSG menutup sesi di level 7,161.5 atau turun 1.74 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

31 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi 1 Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.337, Tertahan di Zona Merah Sepanjang Sesi

37 hari lalu

IHSG Sesi 1 Hari Ini Ditutup Melemah di Level 7.337, Tertahan di Zona Merah Sepanjang Sesi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat, 22 Maret 2024, di level 7.337,1.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

40 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

41 hari lalu

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

Ketua APSYFI angkat bicara merespons protes pengusaha jasa titip (Jastip) yang mengaku rugi atas kebijakan terbaru pemerintah.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

41 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Dua Hari Pertama Pekan Ini Melemah, IHSG Berhasil Menguat di Sesi I Hari Ini

53 hari lalu

Dua Hari Pertama Pekan Ini Melemah, IHSG Berhasil Menguat di Sesi I Hari Ini

Setelah melemah selama dua hari pertama pekan ini, IHSG berhasil menguat di sesi pertama hari ini.

Baca Selengkapnya