Pekerja menggunakan alat pelindung wajah saat simulasi pembukaan dan peninjauan tempat hiburan bioskop CGV Cinemas di Bandung Electronic Center (BEC), Bandung, Jawa Barat, Kamis 9 Juli 2020. Simulasi tersebut dilakukan dalam rangka peninjauan kesiapan tempat hiburan bioskop dalam penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan alat pelindung wajah bagi karyawan, pembatas jaga jarak, masker, sarung tangan dan cairan disinfektan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ), yang mengelola bioskop CGV Cinemas, memperoleh fasilitas kredit senilai Rp 41 miliar untuk kebutuhan modal kerja.
Dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, Direktur Graha Layar Prima Yeo Deksu menyampaikan pada 18 Januari 2021 perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Shinhan Indonesia senilai Rp 41 miliar.
Dokumen jaminan untuk perolehan fasilitas pinjaman ini adalah Standby Letter of Credit (SBLC), yang diterbitkan oleh Shinhan Bank Korea tanggal 15 Januari 2021 atas nama CJ CGV Co. Ltd., yang merupakan pemegang saham pengendali perseroan secara tidak langsung.
"Tujuan dari fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai kebutuhan modal kerja perseroan," paparnya dalam keterbukaan informasi, Rabu, 20 Januari 2021.
Para Pihak tidak memiliki hubungan afiliasi, sehingga hal ini tidak termasuk dalam transaksi afiliasi sebagaimana diatur Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.
Kinerja BLTZ tengah tertekan akibat pembatasan sosial selama pandemi Covid-19. Sales and Marketing Division Head CGV Manael Sudarman mengatakan perusahaan mencoba membuka peluang dengan menggencarkan fungsi-fungsi lain yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap pendapatan. <!--more--> Dia menjelaskan beberapa fungsi lain yang bakal digencarkan oleh CGV Cinemas tahun ini adalah pemanfaatan fasilitas bioskop untuk kegiatan seminar, stand up comedy, dan ajang turnamen gim daring. Manael mengungkapkan upaya tersebut sudah dimulai sejak 2014.
"Jadi, ketika konten film tidak banyak kita bisa mendapat revenue dengan kegiatan lain dengan harga yang terjangkau," ujar Manael kepada Bisnis.com, Jumat, 9 Januari 2021.
Saat ini, lanjut Manael, secara operasional terdapat 60 persen bioskop di bawah naungan PT Layar Graha Prima Tbk. (BLTZ) tersebut yang berhasil dibuka sejak April 2020. Tetapi, dari sisi okupansi secara rerata masih di bawah 10 persen dengan jumlah kunjungan paling sedikit bisa hanya 1-5 orang.