Menkes Sebut Program Vaksinasi Covid-19 Sangat Sosialis, Apa Maksudnya?
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 21 Januari 2021 12:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terus mengkampanyekan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Ia mengingatkan bahwa vaksin ini bukan hanya bertujuan untuk melindungi diri pribadi, tapi juga keluarga, tetangga, dan orang di sekitar.
"Ini produk yang sangat sosialis, bukan individualis," kata Budi Gunadi Sadikin dalam acara Kompas100 CEO Forum secara virtual pada Kamis, 21 Januari 2021.
Ia mengatakan bahwa vaksinasi ini juga bertujuan untuk menciptakan herd immunity. Situasi yang sama terjadi pada sebuah negara karena pergerakan manusia keluar masuk sebuah juga pasti akan terus terjadi dan memicu penularan baru. "Kecuali gak boleh keluar-keluar," kata dia.
Di lapangan, tak semua ingin disuntik vaksin Covid-19. Salah satunya Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP Ribka Tjiptaning.
Ia menolak karena melihat banyak kasus vaksin yang ternyata berdampak buruk bagi kesehatan. Dia mencontohkan, ada penderita polio di Sukabumi, Jawa Barat yang malah mengalami lumpuh layu seusai divaksin antipolio.
<!--more-->
"Terus antikaki gajah di Majalaya mati dua belas (orang). Karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk di Indonesia dengan 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu, jangan main-main vaksin ini, jangan main-main," kata Ribka.
Walau ada penolakan, vaksinasi Covid-19 terus berjalan. Orang pertama sudah disuntik pada 13 Januari 2021 yaitu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Budi menargetkan proses vaksinasi ini bisa berlangsung hingga 15 bulan ke depan. Tapi, kata dia, Jokowi ingin lebih cepat lagi yaitu 12 bulan saja.
Sebagai regulator, ia berkomitmen agar vaksin ini bisa dilakukan secepatnya, sebanyak-banyaknya, dan semurah-murahnya. Sebab, saat ini Indonesia memang sedang berebut vaksin dengan negara-negara kaya di dunia.
Terkait program vaksinasi Covid-19 ini juga, Budi Gunadi tak ingin golongan kaya mendapatkan vaksin lebih dulu dibandingkan golongan yang tidak mampu. "Karena sekali lagi, ini sifatnya sangat sosialis, ini bukan sesuatu yang sangat individualis," kata dia.
Baca: Budi Gunadi Sadikin: 3 Minggu jadi Menkes, Rasanya 30 Tahun jadi CEO