BEI Ingatkan Bakrie Telecom Berpotensi Didepak dari Bursa
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 20 Januari 2021 10:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia atau BEI mengingatkan PT Bakrie Telecom Tbk. terkait potensi delisting saham BTEL. Artinya, BTEL bakal didepak bursa dan menjadi perusahaan tertutup.
"Saham Perseroan telah disuspensi selama 20 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 27 Mei 2021," seperti dikutip dari pengumuman BEI, Selasa, 19 Januari 2021.
Pengumuman yang diedarkan BEI tertanggal 18 Januari 2021 ini ditandatangani oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 Adi Pratomo dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Aryanto Irvan Susandy.
Peringatan otoritas bursa itu merujuk pada pengumuman BI No. Peng-SPT-00010/BEI.PP1/05-2019 tanggal 27 Mei 2019. Pengumuman itu menyoal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Bakrie Telecom Tbk(BTEL) dan Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.
Dalam ketentuan itu, BEI dapat menghapus saham Perusahaan Tercatat apabila: terdapat kondisi yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan, baik secara finansial atau secara hukum. Selain itu otoritas bursa juga memperhatikan dampak terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
"Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Perseroan, dapat menghubungi Bapak Agustinus Harimurti dengan nomor telepon 021 – 9110 1112 selaku Sekretaris Perusahaan," seperti dikutip dari pengumuman BEI.
PT Bakrie Telecom Tbk. tercatat membukukan rugi bersih Rp 60,17 miliar per September 2020. Bila dibandingkan dengan periode serupa tahun 2019, entitas Grup Bakrie di bidang telekomunikasi ini meraup laba hingga Rp 7,17 miliar.
<!--more-->
Berdasarkan laporan keuangan per September 2020 di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan berkode emiten BTEL ini hingga kuartal ketiga tahun lalu membukukan pendapatan usaha Rp 8,1 miliar. Nilai itu turun dari Rp 10,27 miliar per September 2019.
Seiring dengan tingginya beban usaha dan beban keuangan, BTEL pun mencatatkan kerugian. Adapun arus kas dan setara kas hanya mencapai Rp 305 juta. Nilai itu juga turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 866 juta.
Bakrie Telecom juga mencatatkan ekuitas negatif atau defisiensi modal neto sejumlah Rp 9,67 triliun per September 2020. Namun, nilai itu masih lebih baik dibandingkan defisiensi modal Rp 13,34 triliun per akhir 2019.
Adapun total liabilitas BTEL berhasil berkurang menjadi Rp 9,67 triliun dari sebelumnya Rp 13,35 triliun. Aset BTEL pun hanya senilai Rp 4,54 miliar, turun dari Rp 11,23 miliar per akhir 2019.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2020, susunan pemegang saham BTEL ialah PT Huawei Tech Invesment 16,8 persen, PT Mahindo Agung Sentosa 13,6 persen, PT Era Bhakti Persada 5,5 persen.
Selanjutnya, Best Quality Global Limited 6 persen, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) 0,1 persen, dan masyarakat 58 persen. Total saham beredar 36,77 miliar saham. Adapun, saham Bakrie Telecom berada di level Rp 50 per lembarnya.
BISNIS
Baca: Saham BUMI Hari Ini Masih Menguat, Bagaimana Emiten Grup Bakrie Lainnya?