IHSG Tembus Level 6.400, Saham Unilever Ikut Menopang
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 19 Januari 2021 09:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan penguatan pada sesi perdagangan awal Selasa, 19 Januari 2021, berhasil kembali masuk ke teritori 6.400.
Pada perdagangan Selasa hingga pukul 09.02 WIB, IHSG terpantau menguat 0,43 persen ke posisi 6.414,173. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG menguat 0,26 persen ke level 6.389,83.
Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 169 saham berhasil menguat,126 saham melemah, sedangkan 170 saham lainnya tampak tidak bergerak dari posisi pada perdagangan sebelumnya.
Investor asing tercatat melakukan transaksi net buy sebesar Rp 19,94 miliar dengan sasaran aksi beli ke saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp 17,6 miliar dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) sebesar Rp 6,2 miliar.
Adapun, penguatan IHSG dipimpin oleh saham PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI) yang naik 7,85 persen, disusul oleh PT Unilever Indonesia Tbk., (UNVR) menguat 4,67 persen, dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang naik 4,62 persen.
Sementara itu, pelemahan dipimpin oleh saham PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) yang terkoreksi 6,99 persen, diikuti saham PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) yang turun 6,94 persen, dan saham PT Indofarma Tbk. (INAF) yang terkoreksi 6,92 persen.
<!--more-->
Tim Riset NH Korindo Sekuritas menilai penguatan IHSG pada awal pekan ini diwarnai oleh koreksi pada saham-saham lapis dua dan tiga hingga mencapai batas bawah auto reject (ARB).
“Hal ini menandakan pelaku pasar kembali beralih ke saham-saham berkapitalisasi besar (big caps). Hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 6.316-6.472,” tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dalam riset harian, Selasa.
Selain IHSG, bursa saham utama dunia ditutup bervariasi pada akhir perdagangan kemarin sementara Bursa AS libur. Sentimen positif yang memperkuat kinerja saham secara global datang dari rilis data pertumbuhan ekonomi Cina yang lebih baik dari perkiraan. Namun, kasus Covid-19 yang terus meningkat di berbagai belahan dunia dikhawatirkan semakin mempersulit pemulihan ekonomi.
BISNIS
Baca juga: Beda dengan Yusuf Mansur, Mengapa Lo Kheng Hong Hindari Saham BUMN Karya?