Bos OJK Sebut Pandemi Sebabkan Kredit Perbankan pada 2020 Melemah 2,41 Persen

Minggu, 17 Januari 2021 12:47 WIB

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan kredit perbankan terkontraksi 2,41 persen secara year on year (yoy) sepanjang tahun 2020.

Hal tersebut tidak lain karena perusahaan korporasi masih belum beroperasi secara normal sebelum Covid-19. Sehingga modal kerja yang dipinjam dari perbankan diturunkan.

"Mudah-mudahan ini temporary sehingga ketika demand pulih mereka akan beroperasi pulih kembali 100 persen," kata Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat malam, 15 Januari 2021.

Kredit perbankan yang terkontraksi itu, menurut Wimboh, sejalan dengan loan to deposit ratio (LDR) yang rendah 82,2 persen meskipun bunga sudah berangsur turun single digit.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Namun begitu, meski di tengah pandemi, OJK tetap yakin kredit Bank BUMN masih tumbuh 0,63 persen dan BPD tumbuh 5,22 persen, serta Bank Syariah tumbuh 9,5 persen. Pertumbuhan itu didukung oleh pertumbuhan sektor mikro dan UMKM yang kebanyakan di daerah.

"Kami berterima kasih stimulus yang dilakukan Menteri Keuangan penempatan dana di Himbara dan beberapa bank jumlahnya sudah Rp 323,8 triliun atau leveragenya sudah 4,8 kali," kata Wimboh.

Lebih jauh, Wimboh menyampaikan dari implementasi POJK 11 mengenai restrukturisasi kredit jumlahnya sudah mencapai Rp 970 triliun atau 18 persen dari total kredit untuk 7,6 juta debitur. Kebijakan ini bisa menahan NPL perbankan tidak terlalu tinggi yaitu pada level 3,06 persen dan ini juga didukung permodalan yang cukup kuat yaitu 23,9 persen.

Sementara itu, likuiditas perbankan cukup memadai ditandai oleh alat likuid perbankan yang terus meningkat mencapai sebesar Rp 2.111 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1.251 triliun. Dana Pihak Ketiga perbankan pun tumbuh sebesar 11,11 persen yoy.

Adapun alat likuid perbankan per non-core deposit 146,72 persen dan liquidity coverage ratio 262,78 persen, lebih tinggi dari threshold-nya. "Dan ini cukup mendukung kredit ke depan dan mendukung pertumbuhan ekonomi kita."

BISNIS

Baca: OJK: Premi Industri Asuransi Turun 7,34 Persen pada 2020

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

10 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

13 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

2 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

4 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya