PHRI Buka Peluang Kerja Sama Sediakan Tes Rapid Antigen Murah untuk Masyarakat
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Kamis, 7 Januari 2021 09:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI membuka peluang kerja sama dengan sejumlah pihak untuk menyediakan tes rapid antigen berharga murah. Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan tes antigen itu akan dimasukkan ke paket perjalanan atau pembelian voucer hotel.
“Kita ingin berpartisipasi bagaimana caranya agar tes itu murah karena sekarang kan masih di atas Rp 200 ribu. Kami bisa upayakan di harga Rp 150 ribu tanpa ambil untung,” ujar Haryadi saat dihubungi Tempo pada Kamis, 7 Januari 2021.
Penyediaan fasilitas murah tes cepat untuk Covid-19, kata Haryadi, dilakukan agar pencegahan wabah berjalan cepat. Sebab, semakin lekas tertangani, pemulihan ekonomi akan cepat tercapai.
Haryadi menjelaskan, PHRI akan bekerja sama dengan maskapai penerbangan dan perusahaan yang memiliki lisensi untuk memproduksi alat tes rapid antigen. Dia mengupayakan agar penyediaan fasilitas ini bisa berjalan mulai awal tahun ini. “Kita targetkan Januari sudah bias dimulai,” kata Haryadi.
Penyediaan tes rapid antigen berharga murah merupakan respons PHRI terhadap penambahan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus menanjak. Haryadi menjelaskan, PHRI mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat pengetesan agar penyebaran virus corona bisa ditekan secara optimal.
Di samping itu, Haryadi menyatakan pihaknya turut mendukung pemerintah yang baru-baru ini mengambil kebijakan membatasi kegiatan masyarakat di sekitar Pulau Jawa dan Bali. Haryadi mengatakan semua pihak harus ikut bertanggung jawab, meski imbasnya akan melemahkan perekonomian kembali di kuartal I 2021.
<!--more-->
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sejumlah wilayah di Pulau Jawa-Bali akan menerapkan pembatasan aktivitas pada rentang waktu 11-25 Januari 2021. "Penerapan pembatasan secara terbatas dilakukan di Provinsi Jawa-Bali karena di provinsi tersebut memenuhi salah satu dari empat parameter yang ditetapkan," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu, 6 Januari.
Airlangga merinci, pembatasan kegiatan dilakukan Jakarta dan sekitarnya, yaitu meliputi DKI Jakarta, Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Adapun di Banten meliputi Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan dan Tangerang Raya. Di Jawa Barat di luar Jabodetabek meliputi Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cimahi. Di Jawa Tengah adalah Semarang Raya, Solo Raya dan Banyumas Raya. Di Yogyakarta meliputi Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.
Kemudian di Jawa Timur, pembatasan berlangsung di Kota Malang Raya dan Surabaya Raya. Adapun di Bali adalah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Airlangga mengatakan PSBB di Provinsi Jawa-Bali dilakukan karena wilayah tersebut memenuhi salah satu atau lebih dari empat parameter yang telah ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan pembatasan.
Empat parameter pembatasan di antaranya tingkat kematian di atas rata rata tingkat kematian nasional yang sebesar 3 persen, tingkat kesembuhan di bawah rata rata tingkat kesembuhan nasional yang sebesar 82 persen. Lalu, tingkat kasus aktif di bawah rata-rata tingkat kasus aktif nasional, yaitu sekitar 14 persen dan tingkat keterisian rumah sakit untuk ICU dan isolasi di atas 70 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Tambah Fasilitas Tes Rapid Antigen