Perajin Tahu di Lebak Minta Jokowi Bantu Subsidi Harga Kedelai

Reporter

Antara

Sabtu, 2 Januari 2021 22:02 WIB

Sejumlah perajin tahu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak tiga pekan terakhir terancam gulung tikar akibat penyebaran virus corona atau COVID-19. antaranews.con

TEMPO.CO, Jakarta - Perajin tahu di Kabupaten Lebak, Banten, meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat membantu subsidi harga kedelai di pasaran.

"Kita sejak sepekan terakhir ini mengeluhkan, karena harga kedelai melonjak dari Rp 370 ribu kini menjadi Rp 465 ribu per 50 kg," kata Ketua Paguyuban Perajin Tahu Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Mad Soleh di Lebak, Sabtu, 2 Januari 2020.

Baca Juga: Harga Kedelai Melonjak jadi Rp 9.200 per Kg, 5.000 UKM Mogok Produksi Tahu Tempe

Kenaikan harga kedelai itu dipastikan perajin tahu di Kabupaten Lebak terancam gulung tikar. Mereka para konsumen akan terjadi penolakan dari konsumen jika harga satuan tahu dinaikkan dengan kemasan sebanyak 10 satuan dijual Rp 10 ribu.

Karena itu, perajin tahu berharap Presiden Jokowi segera turun tangan dengan memerintahkan Kementerian Perdagangan untuk memberikan bantuan subsidi kedelai.

Sebab, dulu harga kedelai pernah dilakukan pemerintah dengan memberikan subsidi kepada perajin tahu tempe."Kami minta kedelai bisa kembali bersubsidi sehingga dapat membantu ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, perajin tahu tempe Kabupaten Lebak melakukan aksi mogok penjualan mulai 1 Januari sampai 3 Januari 2020. Aksi mogok tersebut diharapkan pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan subsidi kedelai.

Saat ini, harga kedelai terus bergerak naik di pasaran sehubungan persaingan impor kedelai Amerika dan Cina.

Apabila, harga kedelai impor itu tidak dikendalikan maka akan berdampak terhadap perajin tahu sebanyak 35 unit usaha akan menghentikan produksi. "Kami berharap harga kedelai kembali stabil atau dibantu subsidi," katanya menjelaskan.

Suhali, seorang perajin tempe warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengeluhkan melonjaknya harga kedelai di pasaran dari Rp 7.500 naik menjadi Rp 9.500/Kg.

Kenaikan harga kedelai tersebut sehingga produksi berkurang dan berdampak terhadap pendapatan.

Selama ini, ujar dia, pendapatan hasil berjualan tempe hanya cukup memenuhi kebutuhan makan keluarga."Kami minta harga kedelai kembali normal, sehingga perajin tetap eksis memproduksi tempe sebagai ladang mata pencarian," katanya.

Ia menyebutkan para perajin tempe tradisional di Rangkasbitung belum berani menaikan harga satuan tempe karena khawatir ditinggalkan pelanggan.

Perajin hanya menyiasati dengan memperkecil ukuran dengan harga normal, yakni Rp1.000 per tempe."Kami serba bingung jika harga satuan tempe dinaikan dipastikan langganan tetap keberatan," ujarnya.

Sementara itu, Adhari, seorang perajin tempe warga Rangkasbitung mengaku bahwa dirinya mendapatkan kedelai dari pedagang pengecer di Pasar Rangkasbitung.

Sebab di Kabupaten Lebak tidak memiliki lembaga usaha, seperti koperasi maupun asosiasi yang bisa melindungi harga kedelai.

Perajin tempe maupun tahu mendapatkan kedelai langsung dari pengecer dengan harga relatif tinggi."Kami berharap pemerintah dapat melindungi para perajin tempe dengan memberikan subsidi harga murah dan terjangkau," katanya.

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

2 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

2 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

4 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

5 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

5 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

5 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

6 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

7 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

8 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

9 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya