Cerita Bupati Bolaang Mongondow Timur soal Gaduh Banpres Produktif Rp 2,4 Juta
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 28 Desember 2020 13:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Bolaang Mongondow Timur Seham Salim Landjar awalnya tidak menyangka bahwa kekesalannya soal peyaluran Bantuan Presiden atau Banpres Produktif Rp 2,4 juta akan menjadi viral. Kekesalan tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian memunculkan isu adanya penyalahgunaan bantuan khusus untuk pelaku UMKM tersebut.
"Tadinya saya acuh tak acuh," kata Sehan dalam konferensi pers virtual pada Senin, 28 Desember 2020.
Kejadian bermula pekan lalu, ketika Sehan menyambangi kerumunan massa di Kantor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI di Kotabunan, Bolaang Mongondow Timur. Di sana, ada sekitar 125 warga yang menunggu pencairan bantuan Rp 2,4 juta.
Ratusan warga ini menjadi penerima yang diusulkan dan diverifikasi oleh PT Esta Dana Ventura, perusahaan pembiayaan di bawah Esta Corporations, yang ada di Kantor BRI tersebut.
Sehan kemudian mendapatkan penjelasan bahwa ratusan warga merupakan nasabah Esta Dana Ventura. Mereka diberikan kredit terlebih dahulu, sebelum namanya diusulkan ke Kementerian Koperasi dan UKM.
Pinjamannya mencapai Rp 3,4 juta, di mana Rp 700 ribu jadi deposit di Esta Dana dan Rp 2,7 juta diterima nasabah. Sehan kaget karena pembayaran cicilannya mencapai Rp 250 ribu per minggu, selama 25 minggu.
Sehingga, totalnya menjadi Rp 6,250 juta. "Wah saya kaget, berarti uang bantuan presiden untuk hidupkan ekonomi rakyat kecil, tidak cukup untuk menutupi bunga," kata dia.
Setelah menyambangi Kantor BRI, Sehan pun langsung meluncur pulang ke kediamannya. Di sana, Ia pun kemudian diwawancarai oleh sejumlah wartawan dan akhirnya memberikan penjelasan atas hasil temuannya tersebut.
Selanjutnya: Sehan mendapat telepon dari Sekretaris Menteri...
<!--more-->
Usai kejadian itulah, isu ini mulai mencuat di publik. Sehan yang tadinya acuh, kaget ketika mendapat telepon dari Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM, Rully Indrawan dan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman.
Sehan juga mengamati pemberitaan di media sosial dan memantau adanya klarifikasi langsung dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Sehingga dalam konferensi pers ini, Sehan berulang kali menyampaikan permintaan maaf.
Pertama ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Lalu, kepada Esta Dana Ventura. Termasuk juga ke Teten. "Tidak ada maksud pak menteri, demi Allah," kata dia.
Sehan juga sebenanya berulang kali juga menyampaikan dukungan atas Banpres Rp 2,4 juta ini. Menurut dia, aksinya di Kantor BRI hanya bentuk spontanitas untuk mengawasi penyaluran Banpres.
Kredit dari Esta Dana ini,k kata dia, memang bagus di masa pandemi Covid-19. Tapi, kata dia, jangan sampai masyarakat yang tidak paham, lalu mengambil kredit dan tidak sadar kalau itu akan memberatkan dia.
Inilah yang sebenarnya disoroti oleh Sehan. Kepada Esta Dana Ventura, Sehan mengaku tidak ada maksud untuk mendiskreditkan perusahaan. Sehan hanya berharap agar masyarakat yang menjadi nasabah Esta Dana Ventura tersebut tidak terlalu terbebani dengan bunga kredit, ketika menerima Banpres Rp 2,4 juta.
Dalam konferens pers ini, Sehan tidak sendiri, tapi ditemani oleh Hanung. Saat dikonfirmasi, Hanung pun menyebut kredit Esta Dana Ventura ini hanya diberikan bagi yang bersedia menerima. Sementara, Esta Dana juga menyebut kredit diberikan dengan persetujuan kedua belah pihak.
"(Banpres ini) tidak ada kaitan dengan bisnis apapun," kata Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman.
Selain Hanung, hadir juga Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Utara, Darwisman. "Banpres yang disalahgunakan itu tidak ada," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO