Indeks LQ45 Turun, IHSG Anjlok hingga 2 Persen di Awal Perdagangan Sesi II
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 22 Desember 2020 14:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya Indeks LQ45 menyeret Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok hingga 2 persen pada awal perdagangan sesi II, Selasa, 22 Desember 2020.
Pada pukul 13.45 WIB, indeks LQ45 jatuh 2,72 persen atau 26,44 poin menjadi 944,56. Hanya 1 saham yang menguat, yakni PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) +3,02 persen menjadi Rp 2.730.
Adapun, 44 saham Indeks LQ45 lainnya kompak terjatuh. Saham SCMA, PTPP, WIKA, ERAA, MDKA koreksi paling dalam masing-masing 6,9 persen, 6,51 persen, 6,73 persen, 5,96 persen, dan 6,14 persen.
Sementara itu, pada waktu yang sama, IHSG anjlok 2,01 persen atau 123,99 poin ke level 6.041,63. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.034,38 - 6.174,46.
Di kawasan Asia, bursa saham kompak tersungkur. Indeks Topix di Jepang dan Hang Seng di Hong Kong terpantau melemah, masing-masing 1,07 persen dan 0,009 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,41 persen.
Sebagian besar saham Asia merosot sejak varian baru virus corona di Inggris muncul sehingga menimbulkan kekhawatiran baru saat proses vaksinasi di beberapa justru telah dimulai. Varian virus baru juga telah memicu gelombang lockdown dan pembatasan perjalanan.
<!--more-->
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menjelaskan sejumlah katalis negatif bakal mewarnai pergerakan IHSG pada hari ini. Salah satunya adalah isu perombakan atau reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo.
Mengutip pernyataan Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono membenarkan kabar Presiden Joko Widodo akan memanggil beberapa calon menteri ke Istana pada hari ini. Hal tersebut semakin mempertegas adanya reshuffle kabinet yang akan dilakukan pada Rabu, 23 Desember 2020.
Selain itu, sentimen negatif ditambah dengan outlook pertumbuhan ekonomi akhir tahun Indonesia yang kian suram. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menyusul dampak pandemi virus corona yang sulit diprediksi.
BISNIS
Baca juga: Awal Pekan IHSG Ditutup Menguat di Tengah Koreksi Bursa Asia