Sri Mulyani: Pemerintah Anggarkan Rp 54,4 T untuk Vaksin Covid-19 Gratis
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 21 Desember 2020 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sedang menghitung proyeksi kebutuhan anggaran untuk vaksin Covid-19 gratis ke masyarakat. Menurutnya, Kemenkeu mencadangkan anggaran Rp 54,4 triliun untuk kebutuhan tersebut.
"Bersumber dari APBN 2021, serta sisa anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bidang kesehatan di 2020," kata dia dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Senin, 21 Desember 2020.
Dalam Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran antisipasi untuk pengadaan vaksin Rp 18 triliun. Sedangkan dana PEN tahun ini untuk kesehatan ada Rp 36,4 triliun yang tidak bisa dieksekusi.
Sri Mulyani menuturkan terdapat empat poin utama yang diperhatikan pemerintah ihwal vaksinasi di Indonesia. Pertama, soal jumlah populasi penerima vaksin. Merujuk rekomendasi World Health Organization (WHO), kata dia, minimal 70 persen dari populasi harus mendapatkan vaksin
"Artinya, untuk masyarakat Indonesia kebutuhan vaksin corona telah mencapai 182 juta vaksin," ujarnya
Jumlah tersebut masih bisa bertambah seiring dengan kebutuhan dosis. Poin kedua, kata dia, pemerintah menghitung jumlah dosis yang harus disuntikkan di masyarakat.
<!--more-->
Vaksin Sinovac sendiri kabarnya harus disuntik dua kali untuk satu orang. Artinya dibutuhkan sekitar 364 juta dosis untuk proses vaksinasi jika mengacu pada standar 70 persen terhadap populasi.
Ketiga, saat ini Kementerian Kesehatan dan Badan Usaha Milik Neegara, Bio Farma masih menghitung efektivitas dari vaksin yang tersedia. Jika efektivitasnya 90 persen, artinya pemerintah harus menyiapkan dosis vaksin 10 persen lebih banyak dari jumlah orang yang akan disuntik agar mencapai 100 persen.
Dengan begitu vaksin yang disiapkan mencapai 364 juta dosis ditambah 10 persen.
Dan keempat, pemerintah juga terus menghitung tingkat pemborosan atau potensi rusak dari proses distribusi vaksinasi. Dia mengatakan dari proses pendistribusian hingga penyuntikan kemungkinan masih ada yang terbuang atau mengalami kerusakan.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Sri Mulyani: Pendapatan Negara Turun Tajam, Rp 1.423 T hingga November 2020