Ekspor RI Positif, Kadin: Diuntungkan Kenaikan Harga Komoditas

Rabu, 16 Desember 2020 06:14 WIB

Rilis Indeks Demokrasi Indonesia Tahun 2018 di Kantor Badan Pusat Statistik, Jalan Dr Sutomo, Jakarta, Senin 29 Juli 2019. Tempo/ Fikri Arigi.

TEMPO.CO, Jakarta – Optimisme pelaku usaha terhadap pemulihan permintaan pasar jangka pendek karena momentum akhir tahun mendorong kenaikan ekspor Indonesia pada November lalu. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Khamdani berujar kenaikan permintaan akan produk Indonesia sejalan dengan normalisasi ekonomi yang terus berjalan di berbagai belahan dunia.

Normalisasi ekonomi dunia ini, kata dia, untuk mengejar pertumbuhan setelah krisis sepanjang dua triwulan terakhir. “Yang mulai pulih bukan hanya agregat permintaan terhadap ekspor, tetapi juga harga komoditas global yang tercatat naik cukup signifikan pada November,” tutur Shinta kepada Tempo, Selasa 15 Desember 2020.

Mengutip data Bank Dunia, Shinta mengatakan ekspor Indonesia diuntungkan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti batubara, pangan, hingga minyak sawit mentah (CPO).

Shinta memperkirakan kinerja tersebut akan bertahan karena harga komoditas akan terus meningkat hingga normalisasi ekonomi global secara penuh. Namun dalam jangka menengah-panjang, kemungkinan akan stagnan atau turun, khususnya untuk batubara karena adanya tren global terhadap energy terbarukan (renewable energy).

“Jadi sebelum itu terjadi sebaiknya Indonesia sudah mendiversifikasi sebagian komoditi ekspor nasional dari barang mentah menjadi barang bernilai tambah, baik setengah jadi hingga barang jadi agar kinerja ekspor lebih stabil paska pandemi,” tutur dia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kenaikan permintaan pasar secara global ini juga ditunjukkan lewat peningkatan impor bahan baku atau penolong dan barang modal pada November lalu. Namun, karena daya beli dan keyakinan konsumsi masih tertahan, industri nasional tidak meningkatkan kinerja secara besar-besaran karena tidak mau mengambil risiko.

Peningkatan impor tersebut juga dinilai belum cukup untuk meningkatkan investasi atau lapangan kerja baru untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional secara signifikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,61 miliar pada November 2020. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$15,28 miliar atau naik 6,36 persen dari US$14,36 miliar pada Oktober 2020.

Sedangkan nilai impor mencapai US$12,66 miliar atau meningkat 17,4 persen dari US$10,79 miliar pada bulan sebelumnya. Adapun impor bahan baku/penolong naik 13,02 persen menjadi US$8,93 miliar dan barang modal melonjak 31,54 persen menjadi US$2,43 miliar jika dibandingka dengan Oktober lalu.

"Barang modal yang diimpor adalah mesin-mesin dari China. Kenaikan impor modal diharapkan bisa berpengaruh positif bagi pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan IV ini," ujarnya.

Baca: Ekspor Ke Filipina, PT INKA Kirim 3 Lokomotif dan 15 Gerbong

LARISSA HUDA

Berita terkait

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

3 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

3 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

4 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

4 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

4 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

5 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

5 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya