Kemenkop UKM Ungkap 2 Ciri UMKM yang Bertahan saat Pandemi
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 16 Desember 2020 05:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berpotensi selamat dari hantaman pandemi jika bergegas memanfaatkan teknologi digital. Inovasi produk juga dibutuhkan untuk bertahan.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hanung Harimba Rachman, mengatakan tak banyak pelaku UMKM yang bertahan setelah pandemi merebak. Permintaan terhadap produk mereka menurun. Di sisi lain kebutuhan bahan baku sulit didapatkan.
"Yang mampu bertahan adalah UMKM yang beradaptasi terhadap perubahan perilaku masyarakat dan memasuki ekosistem digital," katanya, Selasa 15 Desember 2020.
Hanung menyatakan perilaku transaksi perdagangan kini mulai bergeser ke platform digital karena pembatasan kegiatan selama pandemi. Merujuk pada hasil survey Bank Dunia, dia mencatat terdapat kenaikan penjualan e-commerce sebanyak 26 persen selama pandemi. Setiap harinya terdapat 3,1 juta transaksi di platform tersebut.
Tren ini dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk meningkatkan kembali penjualan mereka. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menyatakan UMKM yang mengadopsi e-commerce dapat meningkatkan pendapatannya hingga 120 persen di era pandemi.
"Produktivitasnya bisa meningkat hingga 110 persen," katanya.
Selain untuk memasarkan barang, teknologi digital juga bisa dimanfaatkan untuk mencari pendanaan. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan pinjaman melalui penyedia financial technology untuk memperoleh modal kerja. Dibandingkan perbankan, layanan fintech dapat memberikan dana lebih cepat.
<!--more-->
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pelaku UMKM perlu terus didorong untuk memanfaatkan e-commerce. "Saat ini hanya 16 persen pelaku UMKM yang menggunakannya untuk pemasaran produk," ujarnya.
Padahal dari sekitar 64 juta UMKM di dalam negeri, sekitar 30,5 persen UMKM tercatat mengalami penurunan permintaan domestik hingga September 2020. Sebanyak 48,6 persen di antaranya terpaksa tutup sementara setelah Covid-19 merebak.
Salah satu upaya pemerintah mendorong pemasaran UMKM secara digital dilakukan dengan menggelar Festival Diskon Nasional pada 16-31 Desember 2020. Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto S. Ginting, menjelaskan program ini menghadirkan beragam produk berkualitas UMKM dengan potongan harga.
"Kami berharap event ini dapat menghadirkan dampak post-event yang signifikan, dimana merchant lokal berkualitas akan semakin dikenal dan transaksi belanja justru meningkat sesudah event berakhir," tuturnya.
Sementara itu Kementerian Perindustrian terus melatih pelaku industri kecil dan menengah (IKM) baru di tengah pandemi. Hingga saat ini terdapat 4.264 orang yang mengikuti pelatihan. Sebanyak 158 kegiatan disediakan kementerian untuk memberikan pembekalan bagi pelaku industri baru terutama terkait strategi bisnis di tengah pandemi
Baca: Digitalisasi UMKM, Sampoerna Latih Pengembangan Bisnis dan Ekspor
VINDRY FLORENTIN